Kursus Intelligence Preparation and Monitoring of the Battlespace (IPMB) di Pusdikzi Dinyatakan SuksesTweet

BOGOR - Kursus kedua Intelligence Preparation and Monitoring of the Battlespace (IPMB) untuk TNI-AD telah diselesaikan dengan sukses pada 19 hingga 20 Maret 2012 di Pusdikzi Kodiklat  TNI-AD, Bogor.  IPMB merupakan perkembangan baru dalam pelatihan Intelijen antara TNI dan Australian Defence Force (ADF).

Dalam beberapa tahun terakhir, ratusan perwira dan prajurit TNI-AD dan BAIS telah menyelesaikan Defence Intelligence Reporting and Analysis Course (DIRAC), yang dilaksanakan oleh para instruktur dari Defence Intelligence Training Centre (DIntTC) Australia baik di  Australia maupun di Indonesia. Namun, tahun lalu, disadari bersama bahwa teknik analisa teori intelijen dan pelaporan yang diajarkan dalam kursus DIRAC saat ini sudah umum digunakan oleh para staf intelijen TNI.  Dengan demikian, TNI menyarankan agar pelatihan intelijen lanjutan yang praktis diterapkan demi meningkatkan keahlian personil intelijen TNI.  Atas saran tersebut, DIntTC mengembangkan kursus IPMB, namun DIRAC (di Australia) tetap tersedia bagi beberapa staf intelijen TNI setiap tahun secara perorangan sebagai peluang pendidikan lanjutan. 

Pada Bulan November tahun lalu, kursus pertama IPMB diadakan di Markas Besar BAIS di Jakarta. Berdasarkan feedback positif dari peserta-peserta kursus itu, TNI-AD juga memutuskan untuk menerima undangan DIntTC untuk menggantikan kursus DIRAC yang dulu direncanakan dengan kursus IPMB.

PELATIHAN IPMB

Selain meningkatkan pelatihan analisa yang telah diberikan DIRAC, pelatihan IPMB juga memberikan keahlian dan teknik untuk memungkinkan analis intelijen mengaplikasikan analisa mereka secara langsung dan terus-menerus di medan operasi.  Mengajarkan para siswa untuk menganalisa setiap aspek di medan perang agar dapat memberikan nasihat intelijen terbaik kepada Komandan operasi. Ini termasuk kondisi lapangan, cuaca dan infrastruktur di dalam area operasi sang Komandan, termasuk analisa tentang penduduk sipil, LSM-LSM dan informasi lingkungan setempat serta bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi operasi pasukannya sendiri dan pasukan musuh. IPMB juga mengajarkan cara mengidentifikasi dan menganalisa musuh dan bagaimana menerapkan analisa tersebut untuk memprediksi pergerakan dan aksi musuh. Selain itu, IPMB mengajarkan para siswa untuk mengelola dan menerapkan aset-aset Intelligence, Surveillance, Reconnaissance (ISR) untuk memastikan informasi terbaru diterima oleh sang Komandan.

Teknik-teknik IPMB diajarkan kepada para siswa pada minggu pertama kursus, dan pada minggu kedua kursus dihabiskan untuk menerapkan teknik-teknik tersebut dalam kelompok-kelompok kecil dengan menggunakan skenario operasi PKO di Lebanon. Pada kursus hari kedua terakhir, setiap kelompok diharuskan mempresentasikan solusi IPMB mereka kepada para anggota kursus lainnya.

Kursus IPMB ditutup oleh ASPAM KASAD, Mayjen TNI Eko Wiratmoko pada tanggal 30 May 2012. Pada acara itu, Mayjen Eko menyatakan Kursus IPMB sebagai sukses dan mendorong lulusan baru IPMB untuk memanfaatkan sebaik-baiknya apa yang diajarkan pada mereka dalam kursus itu.

Atase Pertahanan Australia di RI, Brigjen Gary Hogan merasa sangat bahagia menerima tanggapan positif tersebut dari ASPAM KASAD karena Pak Eko dan Pak Gary adalah teman seperjuangan yang akrab pada PPRA XLIII Lemhannas RI, tahun 2009.