Australia Alokasikan Dana untuk Pendirian Seapower Centre IndonesiaTweet

CANBERRA – Delegasi beranggotakan lima perwira Angkatan Laut RI (TNI-AL) dipimpin oleh Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Laksamana Muda TNI Arief Rudianto, termasuk Kolonel Mohammed Zaenal - Staf Pengajar Seskoal, Kolonel Roberth Wolter Tappangan - Staf Pengajar Seskoal, serta Mayor Ade Nanno dan Mayor Tunggul dari Markas Besar TNI-AL, berkunjung ke Seapower Centre-Australia (SPC-A) pada 21 – 25 Mei 2012 sebagai bagian dari bantuan berkelanjutan Australia untuk pendirian Seapower Centre Indonesia (SPC-I) yang mirip dengan fasilitas Australia.

Kunjungan satu minggu yang didukung oleh kedua Kiprah Internasional Angkatan Laut (Navy International Engagement) dan Kapten Justin Jones selaku Direktur SPC-A, turut mendapatkan sejumlah pemaparan di SPC-A tentang tujuan, misi, persyaratan infrastruktur dan sumber daya, kualifikasi staf, organisasi dan tanggung jawab maupun kegiatan-kegiatan SPC-A, sasaran audiens dan produk utama SPC-A yang bertujuan untuk memberitahu lebih rinci kepada staf Seskoal tentang pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan saat mendirikan fasilitas Seapower Centre. Termasuk dalam jadwal perjalanan kunjungan tersebut adalah kunjungan ke organisasi Pertahanan dan pemerintah lainnya seperti Markas Besar Angkatan Laut di Russell Offices, Sekolah Komando dan Staf Australia, RAN Heritage Centre dan Air Power Centre Angkatan Udara Australia, yang juga mencakup lembaga dan tanki pemikir sipil seperti Australian National Centre for Ocean Resources and Security atau Pusat Nasional Sumber Daya Samudera dan Keamanan Australia (ANCORS) di Universitas Wollongong dan Lowy Institute.

Pada setiap kunjungan, delegasi TNI-AL memberikan brifing tentang alasan-alasan mengapa Indonesia ingin mendirikan SPC-I, berikut potensi peran, tanggung jawab dan peletakan fasilitas yang diusulkan akan bertempat di Seskoal dan bertindak sebagai lembaga eksekutif untuk Kajian Keamanan Maritim dengan tanggung jawab utama menyelenggarakan kajian-kajian strategis tentang pertahanan maritim dan isu-isu keamanan.

Laksda TNI Rudianto berujar organisasi Seapower Centre Indonesia akan mencerminkan tiga peran utamanya yakni pendidikananalisa dan diplomasi. Beliau juga berharap adanya memperolehan dukungan berkelanjutan dari SPC-A dan Departemen Pertahanan Australia.

Saat berada di ANCORS, Dr Chris Rahman (yang merupakan salah satu instruktur Program Kajian Strategis Maritim (MSSP) di Seskoal untuk tahun yang ke-13 pada 2012) menyambut baik potensi memperdalam hubungan Seskoal dengan Universitas Wollongong. Dr Rahman menyarankan bahwa beliau yakin, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, akan alamiah bahwa Indonesia harus “memiliki” doktrin nusantara, dan menyarankan salah satu produk pertama SPC-I dapat berupa pengembangan Doktrin Maritim Indonesia, dengan pertimbangan bahwa hingga kini belum terdapat karya dalam bidang ini yang telah dirampungkan.

Selama kunjungan tersebut, telah ditemukan banyak hubungan dan jalinan serta kerja sama tidak resmi yang telah ada antara Seskoal dan lembaga-lembaga Pertahanan dan sipil Australia, menggarisbawahi peningkatan nilai kerja sama tidak hanya untuk memformalkan hubungan-hubungan ini namun juga menjaga pengetahuan kelembagaan. Guna mencapai hal ini, delegasi Seskoal mengundang mitra-mitra pembicara pekan tersebut untuk menghadiri Seminar “Keamanan Maritim” yang diusulkan untuk dijadwalkan pada 24-25 Oktober di Seskoal yang mana berdekatan dengan perayaan 50 tahun berdirinya Seskoal pada akhir November 2012.

Memperkuat kunjungan yang sangat berhasil tersebut adalah pemberitahuan bantuan lebih lanjut Australia untuk pendirian SPC Indonesia yang mencakup alokasi dana A$25.000 oleh Divisi Kebijakan Internasional Departemen Pertahanan untuk pendirian “Ruang Brifing Elektronik/Pusat Sumber Daya” di Seskoal yang mirip dengan dua fasilitas sebelumnya yang didirikan masing-masing di Armada Timur Surabaya dan Armada Barat Jakarta pada 2011.

 
07 Peresmian Ruang Brifing Elektronik Armada Timur Surabaya 2011