JOCIT Kembali Ke Indonesia Dengan Hasil Yang MengagumkanTweet

CIPATAT - Untuk pertama kalinya sejak tahun 1998, JOCIT kembali digelar di Indonesia dengan sangat mengesankan. Melanjutkan keberhasilan perubahan JOCCIT Jungle Training menjadi JOCIT Urban Warfare Training pada tahun lalu, JOCIT di tahun 2012 telah mencapai kesuksesan yang tinggi, tidak hanya dengan mengadakan rangkaian kursus JOCIT perdana di Indonesia untuk 12 tahun, tetapi juga untuk pertama kalinya dilaksanakan dua kursus JOCIT dalam setahun.

Tahun ini, JOCIT dibagi dalam dua tahap. Pada tahap pertama, Junior Officer Combat Instructor Training – Indonesia (JOCIT – I) baru saja diselesaikan oleh 93 Perwira Pertama dan Bintara TNI-AD, dimana mereka menjalani Urban Warfare training yang intensif selama 12 hari di area pelatihan Pusdikif di Cipatat 7 – 18 Mei. Para peserta TNI-AD dipecah menjadi tiga peleton yang masing-masing dibagi dalam tiga regu, dimana tiap regu memiliki pelatih dan ahli bahasa dari Australia. Peserta Australia yang terdiri dari 23 pelatih, ahli bahasa dan staf dari Combat Training Centre – Jungle Training Wing (CTC-JT) tersebut dipimpin oleh Mayor Jim Masters. Setiap regu juga memiliki pelatih dari TNI-AD yang sudah mengikuti pelatihan JOCIT di Australia. Pelatih TNI-AD bekerja bahu ke bahu sama pelatih CTC-JT. “Pelatih dari TNI-AD bekerjasama secara erat dengan pelatih saya, dan hal ini sangat membantu” ucap Mayor Masters.

Selama 12 hari tersebut, peserta TNI-AD mendapatkan pelatihan yang bersifat teknis, dimana peserta diberikan pemaparan teori dan demonstrasi, dilanjutkan dengan praktek ketangkasan termasuk pengenalan bahan peledak. Pelatihan ini memuncak pada tanggal 16 Mei dengan skenario penyerangan gedung markas Pusdikif, dan pada tanggal 17 Mei dengan latihan True Grit. True Grit merupakan sebuah tahap kompetisi dimana tiap regu menjalani serangkaian ujian fisik dan mental agar menjadi regu juara JOCIT-I. Ujian tersebut termasuk mengangkat tandu, memasang senjata dengan mata tertutup, ujian rintangan, ujian inisiatif dan yang terakhir adalah menyerang dengan bayonet.

Latihan True Grit dilaksanakan dalam kompetisi yang sehat dan semangat yang tinggi karena tiap peserta mengetahui bahwa mereka bukan hanya berkompetisi untuk menjadi regu terbaik, tetapi juga untuk dipilih menjadi salah satu dari 30 peserta terbaik, yang nantinya akan dikirim ke Australia untuk berpartisipasi dalam Junior Officer Combat Instructor Training – Australia (JOCIT – A) yang akan diselenggarakan pada bulan September tahun ini. Para 30 peserta terbaik ini akan dipilih berdasarkan rekomendasi dari pelatih Australia dan akan melakukan perjalanan ke Australia pada akhir bulan Agustus selama 2 minggu untuk menjalani kursus Australian and Military Familiarisation Course, atau yang sering disebut sebagai  Austfamil di Defence International Training Centre (DITC), Melbourne. Mereka akan menjalani Urban Warfare Training yang lebih keras dan rinci pada tingkat peleton dan kompi di JOCIT-A yang berlokasi di Urban Operations Training Facility (UOTF) di Townsville, dan Jungle Training Wing di Tully - Cairns.

04 JOCIT-i 2012

Kompetisi untuk mendapatkan 30 peserta terbaik berlangsung sengit namun adil. Para peserta bekerja sangat keras untuk membuat instruktur mereka terkesan dan berusaha meyakinkan bahwa nama mereka disebut sebagai salah satu dari peserta yang direkomendasikan untuk menjalani pelatihan lanjutan JOCIT-A.

Pelatih Australia juga dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan baru di Cipatat. CTC-JT Wing Sergeant Major WO2 Peter Turnbull berkomentar bahwa akomodasi dan fasilitas di Cipatat lebih nyaman dibandingkan di kesatuannya sendiri di Tully. Pelatih Australia juga sempat mendalami budaya Indonesia dengan cara berinteraksi dengan masyarakat, baik di sekitar daerah Cipatat maupun di Bandung.

JOCIT-I juga menerima tamu istimewa pada tanggal 16 Mei lalu. Sebagai kelanjutan dari pertemuan dengan Dankodiklat dan Danpussenif di Bandung, Pangdivisi 1 Mayor Jenderal Rick Burr hadir mengunjungi JOCIT-I di Cipatat didampingi oleh Danpussenif, Mayor Jenderal TNI Dedi Kusnadi Thamim. Pada kesempatan tersebut, para peserta mendemonstrasikan keahlian Urban Warfare yang telah mereka pelajari yaitu latihan penyerangan di Gedung Markas Pusdikif.

07 JOCIT-i 2012

Setelah meninjau pelatihan JOCIT-I, Mayor Jenderal  Burr sempat berceramah kepada peserta dan pelatih JOCIT-I. Beliau menyampaikan, “Meluasnya  JOCIT tahun ini bukan hanya merupakan perkembangan untuk pelatihan JOCIT, tapi juga merupakan tanda semakin eratnya kerjasama antara TNI dan ADF, bahkan antara Indonesia dan Australia secara umum. Selain memperluas kesempatan TNI-AD untuk berpartisipasi dalam latihan JOCIT, JOCIT-I juga membuka kesempatan bagi kita untuk saling mengenal dan memahami budaya TNI dan ADF, juga budaya bangsa.”

Saat selesainya latihan True Grit, setiap peserta JOCIT-I menerima graduation pack yang diberikan oleh pelatih Australia, yang berisi materi pelajaran JOCIT dimana diantaranya tersedia buku teori, perlengkapan training, termasuk sebuah CD yang berisi semua mata pelajaran yang telah diajarkan selama pelaksanaan JOCIT. Kepala kontingen TNI-AD, Mayor Infantry Ferdi Prastyono menegaskan kepada para peserta JOCIT-I bahwa graduation pack tersebut harus dianggap sebagai milik kesatuan masing-masing, karena setiap lulusan JOCIT mempunyai kewajiban untuk membagikan ilmu yang telah diajarkan selama pelaksanaan JOCIT kepada anak buah yang tidak sempat mengikuti JOCIT.

Upacara Penutupan yang diselenggarakan di Mabes Pussenif pada hari Jumat, tanggal 18 Mei, dihadiri oleh Mayor Jenderal TNI Dedi Kusnadi Thamim dan Atase Pertahanan Australia untuk Indonesia, Brigadir Jenderal Gary Hogan. Pada upacara tersebut Danpussenif mencopot tanda peserta dari seragam peserta terbaik JOCIT-I, yaitu Kapten Ilham, dilanjutkan dengan pemasangan lencana JOCIT-I pada seragamnya oleh Brigadir Jenderal Gary Hogan. Kegiatan ini membawa makna khusus untuk kedua perwira dari Indonesia dan Australia tersebut, dikarenakan mereka adalah  “teman seperjuangan” Lemhannas dari kelas PPRA XLIII 2009. Upacara penutupan dilengkapi dengan memberikan gelar lulusan kehormatan JOCIT-I kepada Danpussenif dan Wadanpussenif, Brigadir Jenderal TNI Agung Krisdhianto, dengan menyematkan lencana JOCIT-I kepada kedua perwira tinggi tersebut oleh Athan Australia.