|
AUSTRALIA - Kegiatan Junior Officer Combat Instructor Training – Australia (JOCIT-A) yang telah berlangsung sejak 27 Agustus hingga 5 Oktober di Melbourne, Townsville, Tully dan Darwin telah diselesaikan secara memuaskan. Latihan JOCIT-A merupakan latihan lanjutan dari latihan Junior Officer Combat Instructor Training – Indonesia (JOCIT-I) yang diselenggrakan di Pusat Pendidikan Infantri di Cipatat bulan Mei lalu. Latihan tersebut diikuti oleh 30 peserta dari 100 peserta JOCIT-I yang terpilih berdasakan rekomendasi dari para pelatih Australia saat melaksanakan latihan JOCIT-I
|
Latihan JOCIT-A dibagi menjadi tiga tahap. Untuk tahap pertama, peserta yang terdiri dari 6 Bintara dan 14 Perwira Muda melaksanakan AUSFAMIL (Australian and Military Familiarisation Course) di DITC (Defence International Training Centre). Di sana, mereka mendapatkan pelajaran tentang budaya Australia dan sistem militer Australia, serta mendapatkan kesempatan untuk melakukan wisata ke berbagai lokasi di Melbourne sambil menyesuaikan dengan logat Australia “Dua minggu mengikuti DITC sangat berguna bagi peserta JOCIT” ucap juru bahasa SIG Aaron Boulton “Logat Australia sedikit sulit untuk telinga orang Indonesia, namun waktu di Melbourne terlihat mereka telah terbiasa dengan logat tersebut”.
| |
Setelah dua minggu di Melbourne, peserta JOCIT-A yang dipimpin oleh Kapten Lawdewick Brucelee dari Yonif 631/Antang KODAM XII/Tanjungpura menjalani Urban Warefare Training yang lebih berat dan rinci pada tingkat peleton dan kompi di JOCIT-A yang berlokasi di Urban Operations Training Facility (UOTF) dan Line Creek Junction di Townsville Field Training Area (TFTA) dan Jungle Training Wing di Tully – Cairns.
| |
Sesi Urban Combat berlangsung di TFTA pada tanggal 18 hingga 20 September 2012. Puncak latihan terlihat saat anggota JOCIT-A melakukan pertempuran jarak dekat di perkotaan dengan melakukan penyerangan ke markas persembunyian musuh atau opposing force (OPFOR). Serbuan simulasi ini dilaksanakan di fasilitas latihan Line Creek Junction, sebuah desa asli Australia yang dibangun khusus untuk latihan perang kota.
| |
Selain suara senapan, terdengar bahan peledak menggema yang diletakan dibeberapa titik pada jalur serbuan. Simulasi ini dikondisikan begitu nyata sehingga terasa seperti pada situasi sebenarnya. Agar skenario terlihat lebih nyata, beberapa anggota OPFOR diberi luka tembak buatan. Peserta JOCIT-A turut berlatih untuk menangani tawanan terluka dengan memberi bantuan medis sebelum dapat meneruskan serbuan mereka.
| |
Kurang dari 30 menit TNI AD, yang terdiri dari tiga regu TNI AD dan mentor dari Angkatan Darat Australia, berhasil melumpuhkan seluruh OPFOR, menahan dan menangani beberapa tawanan OPFOR yang ditahan selama serbuan tersebut.
| |
Selain Urban Combat, peserta juga melakukan latihan lainnya di Jungle Training Wing. Selama di Tully peserta TNI AD mendapatkan pelatihan yang bersifat teknis, dimana peserta diberikan ajaran teori dan demonstrasi, dilanjutkan dengan praktek ketangkasan termasuk pengenalan bahan peledak dan mengidentifikasi jejak.
| |
Pada penutupan latihan di UOTF di TFTA, Townsville, Lieutenant Colonel Jenkins sebagai Commanding Officer Combat Training Centre – Battle Command memberikan pidato di hadapan peserta TNI AD dan para pelatih. Disampaikannya; “Upaya perserta JOCIT pada serbuan terakhir di UOTF sangat memuaskan. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kontingen TNI-AD atas kerja kerasnya selama mereka mengikuti pelatihan JOCIT dimana hasilnya jelas terlihat luar biasa”.
| |
Setelah menyelesaikan kegiatan JOCIT, para peserta diberikan kesempatan untuk mempelajari sedikit dari budaya dan sejarah Australia. Peserta mengunjungi Tjapukai Aboriginal Cultural Park, The Kuranda Skyrail dan Johnstone River Crocodile Park.
| |
Setelah tahap di Tully dan Townsville berakhir, terdapat tahap ketiga. Sepuluh peserta terbaik JOCIT-A, sebagaimana dipillih oleh staf CTC-JT yang dipimpin oleh Komandan CTC-JT MAY Jim Masters, dikirim ke Darwin selama dua minggu. Disana, 10 anggota TNI-AD yang sangat berprestasi tersebut ditempatkan dalam satuan Brigade 1 Mekanis. Disana mereka mengalami hidup sehari-hari seorang bintara atau perwira di Batalyon Infantri Mekanis 5 (5 RAR Mech). Diharapkan bahwa 10 anggota TNI-AD yang terpilih tersebut akan membawa pulang pelajaran-pelajaran yang didapatkan selama di 5RAR tentang peran, taktik dan sistem pelatihan infantri mekanis, untuk membantu membangun doktrin taktik dan pelatihan infantri mekanis TNI-AD.
| |
| |