Tahun 2016, MSSP di Kemas Secara Berbeda dan Lebih Bermanfaat Tweet

01 MSSP 2016

JAKARTA - Angkatan Laut Australia mendanai pelaksanaan Maritime Strategic Study Program (MSSP) yang dilaksanakan tiap tahunnya di Seskoal. Tahun ini MSSP diselenggarakan pada 4-15 April 2016. Terdapat sedikit perbedaan tahun ini karena peserta yang di undang berasal dari beberapa organisasi seperti

  • Markas Besar TNI-AL (Mabes TNI)
  • Polisi Air dan Udara (Polairud)
  • Kementerian Luar Negeri (Kemenlu)
  • Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri)
  • Kementerian Pertahanan (Kemhan)
  • Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemkumham)
  • Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
  • Bea Cukai
  • Kementerian Perhubungan (Kemhub)
  • Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
  • Kejaksaan Agung (Kejagung)
  • Badan Intelejen Nasional (BIN)

Terlihat banyak anggota IKAHAN yang merupakan personil TNI-AL yang sedang mengikuti Dikreg Seskoal ikut berpartisipasi dalam pelajaran ini. Sebagian besar siswa selama dua minggu ini mendapatkan kesempatan yang sangat baik untuk mengembangkan pengetahuan mereka tentang hukum laut internasional dan lingkungan strategi maritim.

 
02 MSSP 2016

Pada minggu pertama para siswa belajar tentang hukum internasional dan khususnya tentang UNCLOS’82. Professor Stuart Kaye kembali mengajarkan komponen hukum internasional dimana kali ini adalah merupakan tahun ketiga Professor Kaye datang ke Indonesia. Para Pasis Dikreg 54 sangat tertarik pada materi yang membahas tentang garis pangkal dan persyaratan hukum untuk klaim territorial.

Minggu kedua pelajaran MSSP membahas tentang lingkungan strategi maritim. Materi ini disampaikan oleh Kolonel McArthur dari Pusjianmar Australia (SPC Australia) dan Dr Chris Rahman dari Universitas Wollongong (UOW). Para pasis secara khusus tertarik pada pembahasan tentang pembajakan dan arsitektur keamanan maritim.

Para pasis dibagi menjadi 15 kelompok dan diberi berbagai topik untuk di bahas. Di akhir minggu kedua para siswa diminta untuk mempresentasikan materi dalam bentuk power point dalam Bahasa Inggris dan esai dalam Bahasa Indonesia.

Para pasis Dikreg 54 dan peserta dari berbagai lembaga yg di undang sangat menghargai atas kesempatan yang diberikan sehingga bisa berdiskusi tentang topik terkini dengan ahli internasional di bidang tersebut. Mayor Hudiansyah Isnursal dari Bakamla mengatakan “Sangat penting karena pelatihan ini membuka wawasan terhadap bagaimana kita seharusnya melakukan kegiatan-kegiatan penegakan hukum berdasarkan hukum internasional dimana fokus dari pelatihan ini adalah hukum laut internasional. Selain itu kami juga mendapatkan informasi penting tentang perkembangan strategis di kawasan Asia Pasifik. Sebagian besar fokus dari pertanyaan yang diajukan oleh siswa terfokus pada isu-isu hangat di Laut Cina Selatan.