Unhan dan Ikahan Seminar Bersama Mengusung “Defence Diplomacy : Confidence Building And Practical Responses”Tweet

 
01 IKAHAN UNHAN Seminar 2018
JAKARTA – Sekitar 180 mahasiswa UNHAN dan anggota IKAHAN menghadiri Seminar Tahunan IKAHAN-UNHAN 2018.  Seminar tahun ini merupakan kelima yang diselenggarakan dalam sejarah singkat IKAHAN, kali ini berpusat pada tema “Defence Diplomacy: Confidence Building and Practical Responses”.
Acara secara resmi dibuka oleh Letjen TNI (Purn) I Wayan Midhio M.Phil, yang merupakan salah satu tanggung jawab terakhir kalinya sebelum pension sebagai Rektor Universitas Pertahanan.  Dalam pidatonya, Letjen Midhio menyatakan adanya pergeseran dari ancaman keamanan tradisional ke non-tradisional dan timbulnya dampak globalisasi terhadap terhadap situasi keamanan nasional Indonesia, dan juga di kawasan dan seluruh dunia.  Beliau menekankan pentingnya diplomasi pertahanan untuk meminimalkan kesalahpahaman di wilayah kita yang dinamis. 
02 IKAHAN UNHAN Seminar 2018
Sesi pertama diawali dengan presentasi oleh Dr Greg Raymond dari Strategi and Defence Studies Centre, Australian National University.  Presentasi tentang diplomasi pertahanan membahas adanya evolusi dalam organisasi internasional yang terkait dengan diplomasi pertahanan, teermasuk League of Nations, Perserikatan Bangsa-Bangsa, North Atlantic Treaty Organisation, South East Asia Treaty Organisation yang berumur pendek dan Association of South East Asian Nations yang telah lama berdiri.  
03 IKAHAN UNHAN Seminar 2018
Dr Raymond menyatakan adanya transisi kekuasaan di wilayah Indo-Pasifik, terutama kebangkitan negara Tiongkok. Dia juga menekankan transisi gagasan di abad ke-20 sebagai faktor penting dalam diplomasi pertahanan, termasuk lima prinsip Koeksistensi Damai dari Konferensi Bandung tahun 1955. 
04 IKAHAN UNHAN Seminar 2018
Pada sesi kedua, Mayjen TNI (Mar) (Purn) Dr Syaiful Anwar menggarisbawahi pemahamannya tentang perspektif Indonesia mengenai diplomasi pertahanan, dasar diplomasi pertahanan Indonesia, dan prioritas dan tujuan Indonesia dalam melakukan diplomasi pertahanan. Beliau menyampaikan dengan adanya pemahaman umum tentang ancaman yang dihadapi bersama akan mencegah perang antar negara dan menekankan kepentingan Indonesia untuk melakukan kerja sama bilateral guna membangun kepercayaan. 
05 IKAHAN UNHAN Seminar 2018
  Mayjen Syaiful Anwar mengatakan bahwa tujuan Indonesia dalam melakukan diplomasi pertahanan adalah untuk meningkatkan kepercayaan di kawasan bersamaan dengan meningkatkan kemampuan pertahanan negara.   Beliau juga menjelaskan peran TNI dalam mendukung upaya diplomatik keseluruhan Indonesia yang dipimpin oleh Kemlu. Terdapat dua pembicara pada sesi ketiga dari UNHAN dan Australian Defence Force yang menyajikan dua studi kasus sesuai dengan tema seminar.  Kolonel Dr Rudy Gultom menyampaikan analisisnya tentang ancaman siber kontemporer menekankan adanya penerobosan internet dan media sosial yang kuat, terutama di Indonesia . Kolonel Gultom mengajukan sejumlah pertanyaan kunci mengenai kesiapan Indonesia untuk menanggapi ancaman ini. Studi kasus kedua dipaparkan oleh Mayor Michael Cook yang membahas peluang di domain digital untuk memaksimalkan dampak diplomasi pertahanan melalui komunikasi strategis. Sesi terakhir adalah diskusi panel di mana keempat peserta menggali lebih dalam isu-isu yang diangkat pada sesi sebelumnya.  Satu hal penting yang dibahas dalam diskusi panel adalah bahwa rasa saling percaya dapat dibangun ketika negara-negara menghadapi ancaman bersama, memiliki kepentingan bersama, mengembangkan perspektif bersama dan kemudian menerapkan solusi bersama. Laksma Bob Plath, Atase Pertahanan Australia menutup secara resmi seminar tersebut dengan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pembicara dan peserta atas kontribusi mereka yang berharga.  Beliau juga menekankan pentingnya seminar tahunan ini dalam membangun tingkat kepercayaan dan juga sarana untuk mendiskusikan tanggapan praktis terhadap tantangan bersama. 
  ENGLISH VERSION 
 

JAKARTA - Around 180 Unhan students and Ikahan members attended the 2018 Ikahan-Unhan Annual Seminar.  This year’s seminar was the 5th in Ikahan’s short history and centred on the theme of “Defence Diplomacy: Confidence Building and Practical Responses”.

The event was opened by LTGEN TNI (Ret) I Wayan Midhio M.Phil, in one of his last responsibilities before retiring as Rector of the Indonesia Defence University.  LTGEN Midhio’s opening address noted the shift from traditional to non-traditional security threats and the impact of globalisation on Indonesia’s national security situation, as well as that of the region and globally.  He emphasised the importance of defence diplomacy to minimise misunderstandings in our dynamic region. 

The first session was presented by Dr Greg Raymond from the Strategic and Defence Studies Centre at the ANU.  His presentation on defence diplomacy noted the evolution in international organisations related to defence diplomacy including the League of Nations, the United Nations, the North Atlantic Treaty Organisation, the short-lived South East Asia Treaty Organisation, and the long-standing Association of South East Asian Nations. 

Dr Raymond noted the transition in power in the Indo-Pacific region, especially the rise of China.  He also emphasised the transition in ideas across the 20th century as an important factor in defence diplomacy, including the 1955 Bandung Conference’s five principles of peaceful coexistence.

The second session was presented by MAGJEN (Mar) (Ret) Dr Syaiful Anwar who outlined his understanding of Indonesia’s perspective on defence diplomacy, the basis of Indonesia’s defence diplomacy, and Indonesia’s priorities and objectives in conducting defence diplomacy.  He noted that a common understanding of shared threats would prevent wars between states and emphasised Indonesia’s interest in conducting bilateral cooperation to building trust. 

MAJGEN Syaiful Anwar said Indonesia’s objectives in conducting defence diplomacy were to increase trust in the region while increasing its own state defence capabilities.  He also noted the role TNI plays in support of Indonesia’s overall diplomatic efforts led by Kemlu.

The third session saw speakers from Unhan and the Australian Defence Force present two case studies relevant to the theme.  COL Dr Rudy Gultom delivered his analysis of the contemporary cyber threat noting the strong penetration of the internet and social media, especially in Indonesia. COL Gultom posed a number of key questions regarding Indonesia’s readiness to respond to this threat.

The second case study was presented by MAJ Michael Cook.  He spoke about the opportunities available in the digital domain to maximise the impact of defence diplomacy through strategic communication. 

The final session was a panel discussion where all four speakers engaged with seminar participants to delve deeper into the issues raised in the earlier sessions.  One important point that was raised in the panel discussion was that mutual trust can be built when countries face a common threat, share common interests, develop common perspectives and then implement common solutions.

CDRE Bob Plath, Australian Defence Attache Jakarta closed the seminar by thanking all speakers and participants for their valuable contribution.  He emphasised the value of the annual seminar as both a confidence building measure and also a means to discuss practical responses to shared challenges.