Komandan brigade Inggrisnya, Brigadier Mogg (kemudian hari menjadi General Sir John Mogg), demikian terkesan dengan kinerja East sehingga beliau menulis surat kepada Sekretaris Militer Australia pada Februari 1960 menyatakan:
"Tidak dapat diragukan lagi bahwa beliau adalah perwira yang luar biasa. Tidak ada perwira atau prajurit Brigade Persemakmuran yang belum pernah memberikan kekagumannya yang terbesar dan kepercayaan pada kemampuannya. Beliau memiliki pikiran cepat yang jelas dan ringkas disertai dengan bakat sangat menonjol untuk bergaul dan berbaur dengan orang dari berbagai pangkat, status dan warga negara. Bakat khusus untuk berkawan dengan semua orang dan aneka macam kepribadian menjadi sangat penting di suatu penugasan seperti ini dan dengan penduduk pribumi Malaya di mana, kami, sebagai angkatan darat asing, tinggal".
East sendirian dan tinggal di kompleks SESKOAD bertetangga dengan Brigadir Jenderal Suryo Sumpeno, sesama siswa. Komandan yang alim, Mayor Jenderal Sudirman, dan khususnya Wakil Komandan yang pragmatik, Brigadir Jenderal Suwarto, memastikan bahwa beliau diayomi walaupun terjadi peningkatan ketegangan seiring eskalasi Konfrontasi. East adalah seorang peserta kursus yang teliti dan lulus kursus ke-15 dari suatu kelas sebanyak 55 pada Desember 1964 dan meninggalkan kesan yang bagus pada semua orang yang berhubungan dengannya.
East kembali ke Australia untuk bekerja di cabang operasi di Markas Besar Angkatan Darat yang terkait dengan komitmen-komitmen Australia dengan Vietnam dan Malaysia. Satu bulan setelah Konfrontasi berakhir dan satu hari sebelum Indonesia kembali menjadi anggota PBB, beliau kembali ke Jakarta untuk menerima lencana staf SESKOAD-nya dan mendapat kesempatan wawancara selama satu jam dengan Pejabat Presiden, Jenderal Suharto, sebelum menjadi komandan suatu batalion infantri di Malaysia.
Kemudian, East menjadi komandan pusat pelatihan rekrut dan kepala staf angkatan pertahanan PNG sebelum kembali ke Australia untuk pension pada 1976. Setelah itu, East berkarya di Departemen Luar Negeri, kemudian Urusan Veteran dan memelihara minat besar tentang Indonesia dan PNG dengan secara teratur menulis artikel tentang perkembangan-perkembangan di kedua negara dan mensponsori kelompok-kelompok persahabatan.
Pada Juni 1963, Menteri Pertahanan, Athol Townley, menulis surat kepada Jenderal Nasution, diantaranya, berujar "Saya memandang program ini [pertukaran siswa sekolah staf] tidak hanya sebagai aspek penting hubungan antara kedua angkatan Pertahanan kita namun juga sebagai suatu cara untuk meningkatkan pemahaman antar kedua negara kita." Tidak ada keraguan sedikit pun bahwa East akan memenuhi harapan-harapan Townley.