|
AUSTRALIA - Kunjungan Pertukaran Pemimpin Masa Depan IKAHAN Perdana berlangsung pada 23 - 30 Maret. Prakarsa ini terjadi setelah berlangsung diskusi antar anggota IKAHAN tentang bagaimana cara untuk semakin memperkukuh ikatan pada tingkat pangkat yang lebih yunior antara Angkatan Bersenjata Australia (ADF) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kelompok tersebutlah yang kemudian akan memimpin kedua organisasi selanjutnya. Disepakati bahwa kita akan membuat program pertukaran mandiri (terpisah dari pertukaran-pertukaran yang sudah ada pada tingkat kadet) dengan jarak waktu yang teratur baik ke Australia untuk perwira muda TNI maupun ke Indonesia untuk perwira muda ADF. Kelompok-kelompok ini akan diidentifikasi sebagai “Para Pemimpin Masa Depan” yang potensial oleh masing-masing organisasi.
|
Untuk pertukaran pertama, tiga perwira muda TNI pada tingkat Mayor dipilih untuk melakukan perjalanan ke Australia dan ambil bagian dalam upacara peringatan tahunan Hari ANZAC. Kelompok perdana terdiri dari Mayor Agus Harimurti Yudhoyono, Mayor Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang dan Mayor Muhammad Iftitah Sulaiman. Setelah kelompok ini memperoleh dukungan dari Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, dan Panglima ADF, Jenderal David Hurley, suatu program pertukaran lalu dikembangkan.
| |
Program ini dimulai dari Melbourne, di mana kelompok ini menghadiri brifing di Pusat Pelatihan Internasional Pertahanan Australia atau Australian Defence International Training Centre (DITC) dan disambut baik oleh Komandan DITC, Wing Commander Sean Unwin yang bertindak sebagai tuan rumah. Banyak anggota IKAHAN mengetahui bahwa DITC memberi aneka ragam pelatihan kepada siswa asing, dan secara khusus melakukan kursus “Pengenalan Terhadap Australia” atau “Australia Familiarisation” jangka pendek kepada hampir semua perwira TNI yang menghadiri kursus pelatihan di Australia – sehingga DITC dikenal baik oleh para anggota IKAHAN. Wing Commander Unwin sendiri adalah anggota IKAHAN dan lulusan Seskoau. Beliau berujar bahwa ia “senang mendapat kesempatan untuk bertemu dengan kelompok tersebut secara langsung untuk memperlihatkan tempat dan fasilitas yang demikian banyak perwira TNI telah ketahui dan menjadi kenangan indah selama jangka waktu mereka berada di Australia”.
| |
Setelah kunjungan ke DITC, kelompok tersebut kemudian melanjutkan tur keliling dan mendapat brifing tentang Sekolah Bahasa ADF – yang berada tidak jauh dari DITC. Di sini mereka bertemu dengan sekelompok perwira muda ADF yang sedang belajar Bahasa Indonesia dan melakukan pertukaran pandangan dengan baik. Kelompok tersebut terkesan dengan tingkat Bahasa Indonesia para perwira ADF mengingat mereka baru beberapa bulan mengikuti kursus.
| |
Kemudian kelompok tersebut melanjutkan perjalanan ke Fort Queenscliff di daerah pinggiran Melbourne. Hingga 2000, Fort Queenscliff adalah Sekolah Staf Angkatan Darat Australia. Fort Queenscliff menjadi perhatian khusus bagi Mayor Yudhoyono mengingat kakek beliau, Letnan Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo (Alm), menjadi siswa di sana pada 1962-1963. Beliau adalah siswa ketiga Indonesia yang menuntut ilmu di Fort Queenscliff bersama teman kelasnya Letnan Jenderal TNI (Purn) Rais Abin. Hal yang menarik lainnya adalah salah satu Atase Pertahanan Australia untuk Indonesia yang terkenal, Mayor Jenderal (Purn) Keith Kirkland (Alm), mengikuti kursus yang sama pada 1962-1963 – sehingga banyak sejarah dan persamaan hubungan.
| |
Keesokan dini hari, kelompok tersebut bertolak di bawah rintikan hujan dan kegelapan untuk menghadiri Upacara Fajar Hari ANZAC di Melbourne Shrine of Remembrance. Walaupun basah dan dingin, peringatan ini sangat berkesan dan diikuti dengan makan pagi tradisional Hari ANZAC di Barak Angkatan Darat Victoria – salah satu Barak tertua di Australia. Pada kesempatan tersebut, anggota kelompok dapat berbaur dengan mantan dan anggota aktif ADF dan turut merasakan pengalaman hari yang sangat penting ini untuk Australia. IKAHAN berterimakasih kepada Mayor Jason Eltham dari ADF yang bertindak sebagai tuan rumah untuk kelompok tersebut pada bagian program ini. IKAHAN menunggu kehadiran Mayor Eltham di Indonesia saat beliau akan mengikuti pendidikan di Seskoad pada 2013.
| |
Setelah Melbourne, kelompok tersebut melakukan perjalanan ke Canberra dan berkunjung ke berbagai lembaga pendidikan ADF, termasuk Australian Defence Force Academy, Royal Military College (Duntroon) dan Australian Defence College. Ini merupakan kesempatan yang luar biasa bagi kelompok ini untuk menyaksikan para perwira muda ADF menjalani pelatihan, dan juga bertemu dengan beberapa perwira dan kadet TNI yang sedang melakukan kunjungan, pertukaran dan ditugaskan sebagai Patun di lembaga-lembaga tersebut.
| |
Selama acara minum teh pagi di Duntroon, kelompok tersebut bertemu dengan sekelompok kadet TNI-AD yang sedang melakukan kunjungan sebagai bagian dari pertukaran kadet tahunan antara Magelang dan Duntroon. Juga hadir sekelompok kadet Angkatan Darat ADF di Duntroon yang sedang melakukan persiapan untuk berkunjung ke Indonesia minggu depan. Selama diskusi suatu cerita dikisahkan bagaimana Panglima ADF yang sekarang bertindak sebagai tuan rumah sekelompok kadet AKABRI yang sama di Duntroon pada 1974 saat beliau menjadi kadet disana– contoh yang bagus tentang pentingnya mengembangkan hubungan antara para pemimpin masa depan. | |
Di Australian Defence College, kelompok tersebut menghadiri santap siang dengan para perwira TNI yang saat ini menuntut ilmu di Sekolah Staf dan Komando di sana (enam setiap tahun – tiga pada tingkat Mayor dan tiga pada tingkat Kolonel) maupun anggota TNI yang ditempatkan yang menjadi Patun di sekolah tersebut.
| |
Salah satu sorotan program kunjungan ke Canberra adalah kunjungan ke kantor Sekretaris Departemen Pertahanan, Mayor Jenderal (Purn) Duncan Lewis – mantan Danjen Kopassus dan mantan Atase Pertahanan Australia untuk Indonesia. Bapak Lewis dengan senang hati menyisihkan waktu dari jadwalnya yang sibuk untuk bertemu dengan kelompok tersebut di kantornya dan membangun kesan pada mereka tentang pentingnya mengembangkan hubungan antar-warga ini, khususnya dari tahap awal karir seseorang. Sangat disayangkan, Jenderal Hurley sedang kembali dari perjalanan ke luar negeri dan tidak dapat bergabung dalam pertemuan tersebut.
| |
Selama berada di Canberra kelompok tersebut juga berkunjung ke Pusat Pelatihan Pra-Penempatan Kepolisian Federal Australia atau Australian Federal Police Pre-Deployment Training Centre, di Majura Range. Pusat tersebut mempunyai desa tiruan yang mereka gunakan untuk melatih personel – termasuk personel ADF – dalam pra-penempatan pemelihara perdamaian dan operasi-operasi stabilisasi. Timbul ketertarikan pembahasan dalam hal ini karena mirip dengan tempat latihan tiruan yang dikembangkan di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI di Sentul. Pada tahap terakhir, anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke Australian War Memorial dan Gedung Parlemen untuk memberi pemahaman yang lebih luas tentang sejarah dan sistem pemerintahan Australia.
| |
Untuk menutup program pertukaran ini, kelompok tersebut melakukan perjalanan ke Sydney dan berkunjung ke pangkalan Angkatan Darat Holsworthy. Di sini ada kesempatan baik untuk kelompok tersebut untuk memahami lebih baik salah satu unit terbaru di Angkatan Darat Australia, Resimen Zeni Operasi Khusus atau Special Operations Engineer Regiment (SOER). SOER menyediakan simulasi pembersihan Bom Rakitan. SOER juga dikenal memiliki hubungan kerja yang baik dengan Kopassus.
| |
Kelompok tersebut sangat terkesan dengan program pertukaran ini dan berujar hal ini pastilah membantu meningkatkan pemahaman mereka tentang ADF, dan tentang Australia secara lebih luas. Kelompok ini sangat merekomendasikan prakarsa ini sebagai cara baik sekali untuk mengembangkan hubungan pada tingkat perwira yunior.
| |
| |
| |