| DARWIN – Para pakar komunikasi publik militer Indonesia dan Australia baru-baru ini bertemu di Australia untuk melakukan pertukaran metode dan pandangan tentang bagaimana Kemhan, TNI, Departemen Pertahanan Australia dan Angkatan Bersenjata Australia mengelola penyebaran informasi ke media dan masyarakat umum di negara mereka masing-masing.
Delegasi beranggotakan delapan orang baik dari Kemhan maupun TNI termasuk: Kepala Pusat Komunikasi Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin; Kapuspen Mabes TNI, Laksda TNI Iskandar Sitompul; Kadispenal, Laksma TNI Untung Suropati; Kadispenau Marsma TNI Azman Yunus; Kolonel Sisriadi, mewakili Kadispenad; dan pembawa acara dan redaktur Metro TV yang populer, Pak Suryopratomo.
Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut dari pertukaran yang dilakukan oleh delegasi Penerangan TNI ke Australia perdana yang berhasil pada 2010, dipimpin oleh Kapuspen Mabes TNI pada waktu itu, Mayjen TNI Aslizar Tanjung. |
Atase Pertahanan Australia di Indonesia, Brigjen Gary Hogan berujar: “Kami mendapati selama pertukaran pada 2010 bahwa pakar Komunikasi Publik Pertahanan baik dari Indonesia maupun Australia menghadapi tantangan-tantangan yang sama, khususnya dalam kaitan dengan peran kebebasan pers di kedua masyarakat demokratis kita. Kita tidak selalu menghadapi tantangan-tantangan tersebut dengan cara yang sama, sehingga banyak ruang bagi kita untuk saling belajar. Dalam kaitan dengan keberhasilan kunjungan 2010, kami memutuskan telah tiba waktu yang tepat untuk melakukan pertukaran lagi.”
Brigjen Gary berujar fokus kunjungan baru-baru ini lebih luas daripada hanya pertukaran metode dan titik pandang.
“Telah terjadi banyak salah pengertian dan kritik dari berbagai pihak atas pengumuman di Australia baru-baru ini bahwa Marinir AS akan meningkatkan jumlah dan jangkauan kegiatan-kegiatan pelatihan mereka di belahan utara Australia. Kami memandang kunjungan Komunikasi Publik ini sebagai suatu kesempatan yang ideal untuk memberi baik Kemhan maupun TNI brifing yang sungguh-sungguh terbuka dan rinci tentang keputusan baru-baru ini.
| |
“Seperti yang anda lihat, organisasi-organisasi Komunikasi Publik Pertahanan tidak hanya memberi informasi kepada media dan rakyatnya sendiri – hubungan pribadi yang baik antar para perwira Komunikasi Publik kawasan sering kali dapat berarti bahwa pertanyaan-pertanyaan atau keragu-raguan dapat diklarifikasi hanya dengan mengangkat satu telepon saja. Itulah mengapa hal yang penting adalah bahwa kita saling mengenal dan melakukan komunikasi dengan jelas dan terbuka,” tutur Gary.
Selama di Darwin, delegasi dari Kemhan dan TNI dijamu dan diberi brifing langsung secara pribadi oleh Mayjen Michael Krause, Kepala Tim Penerapan Kaji Ulang Postur Pasukan AS Australia. Mereka juga memperoleh brifing tentang kehadiran dan kegiatan-kegiatan pelatihan Marinir AS di Australia Utara dari Kolonel James Dillon dari Korps Marinir AS.
Selama berada di Canberra sebagai bagian dari kunjungan satu-minggu mereka, delegasi Indonesia menerima sejumlah brifing yang mirip di Departemen Pertahanan Australia. Mereka juga menerima brifing tentang rencana Australia untuk mengurangi jumlah tentaranya di Afghanistan di Markas Besar Komando Operasi Gabungan, yang berada sedikit di luar Canberra.
| |
Hari terakhir kunjungan mereka disibukkan dengan diskusi dan pertukaran pengalaman dan gagasan antara delegasi Indonesia dan mitra kerja Australia mereka di Cabang Komunikasi Strategis Pertahanan dan Media maupun Seksi Penerangan Markas Besar Komando Operasi Gabungan.
Sebagai rangkuman kunjungan tersebut dan hasil-hasilnya, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin berujar pekan diskusi tersebut membuahkan banyak hal dan mencerahkan kedua belah pihak. Beliau mengatakan bahwa secara khusus dirinya diyakinkan dengan brifing-brifing yang telah diterimanya di Darwin tentang kehadiran Marinir AS disana.
“Indonesia pastilah akan mempertimbangkan tawaran untuk melakukan kegiatan-kegiatan pelatihan trilateral dengan mitra-mitra kami di Angkatan Bersenjata Australia dan Marinir AS, terkait dengan sejumlah brifing lengkap dan terbuka yang kami terima dari Mayjen Krause dan timnya, maupun jawaban-jawaban mereka atas pertanyaan-pertanyaan kami,” tutur Brigjen Hartind. | |
| |
| |