|
MAGELANG - Program Pertukaran Taruna 2012 antara Akademi Militer (AKMIL) dan Royal Military College Duntroon (RMC-D) sekali lagi telah mempererat hubungan antara Taruna Indonesia dan Australia sebagai ikatan yang akan terjaga selamanya. Pertukaran diawali dengan kedatangan kontingen Indonesia yang terdiri dari 5 orang Taruna ke Australia pada tanggal 17 April. Fokus kedatangan mereka ke Australia adalah untuk menjalani kultur militer dan latihan di Duntroon melalui pelaksanaan aktifitas gabungan dengan Taruna Angkatan Darat Australia, termasuk kuliah taktik, sesi latihan fisik serta pelaksanaan latihan tembak dalam Weapons Training Simulation System (WTSS).
|
Tak kalah pentingnya, kontingen Indonesia meleburkan diri dalam budaya asli Australia manakala mereka bersama dengan mitra Taruna RMC-D mengunjungi berbagai lokasi wisata populer di Sydney dan Canberra termasuk Parliament House, The Australian War Memorial, Sydney Harbour, Taronga Park Zoo dan Sydney Opera House. Para taruna AKMIL mendapat banyak pengalaman dari kunjungan tersebut, baik dari segi militer profesional, segi kultural dengan pengenalan terhadap beberapa ikon budaya Australia, juga dari segi personal setelah banyak melewatkan waktu bersama mitra mereka.
| |
Setelah itu adalah giliran Indonesia yang menjadi tuan rumah bagi para Taruna RMC-D. Pada tanggal 29 April, para kontingen Australia yang terdiri dari empat orang Taruna RMC-D dan dua orang staf berangkat ke Indonesia untuk tinggal selama 9 hari di AKMIL, Magelang. Selama periode tersebut, para taruna RMC-D mengunjungi seluruh departemen AKMIL termasuk Departemen Taktik, Departemen Zeni Sipil dan Elektrik, Departemen Bahasa Inggris dan Departemen Pelatihan Fisik. Kunjungan tersebut termasuk acara makan siang bersama Gubernur AKMIL dan rapat bersama seluruh kepala departemen. Para taruna RMC-D juga mendapat sambutan hangat dari perkumpulan istri prajurit, dimana menjadi sorotan dari perjalanan tersebut.
| |
Para taruna mendapat kesempatan untuk menggali pengalaman di AKMIL, menghadiri latihan band dan berkenalan dengan rekan Indonesia mereka di dalam wisma. Mereka juga menerima penjelasan singkat mengenai hirarki taruna, kegiatan ekstra kurikuler para taruna termasuk peragaan upacara dan bela diri, juga ikhtisar pelajaran akademik taruna. Hal yang menyolok bagi para taruna RMC-D dan AKMIL adalah terdapatnya beberapa keserupaan antara AKMIL dan RMC, termasuk struktur hirarkis taruna, ikhtisar pelajaran militer, pengaturan kepegawaian, budaya taruna dan tentunya obyektif militer dan filosofi kedua institusi. Disini terlihat bahwa AKMIL dan RMC telah memperbaiki rumusan untuk menghasilkan prajurit yang sangat terampil dan percaya diri.
| |
Kepala kontingen Australia, Captain Peter Van De Peer sangat terkesan dengan tingginya standar profesionalisme dan latihan yang ia saksikan selama berada di AKMIL. “Jelas sekali bahwa hasil akhir dalam menciptakan prajurit yang terampil di seluruh kesatuan yang juga memiliki rasa kebanggaan serta pertalian persahabatan dalam tiap lembaga pelatihan dan tentunya semangat terhadap perjalanan yang akan mereka hadapi sebagai perwira nantinya, telah tercapai” ucap Captain Van De Peer.
| |
Seperti halnya di Australia, para taruna RMC-D diperkenalkan kepada keberagaman budaya asli Indonesia. Pengenalan tersebut termasuk kunjungan ke Borobudur dan perjalanan ke Yogyakarta, dimana mereka diperkenalkan pada budaya Jawa tradisional seperti pembuatan batik dan pertunjukan Wayang, dan tentunya, berbelanja disepanjang jalan Malioboro. Persahabatan dan pemahaman yang telah mulai terjalin diantara kedua kelompok taruna tersebut pada saat berada di Australia menjadi semakin erat dan mendalam saat mereka bersama-sama menjelajahi keindahan budaya Jawa.
| |
| |