| AUSTRALIA - Terjaga di Canberra dengan suhu -3 derajat, dengan embun beku di tanah menjadi tanda yang jelas bagi sekelompok staf dan siswa Indonesia dari SESKO TNI bahwa mereka sudah tidak lagi berada di Indonesia. Ini merupakan sambutan yang Canberra haturkan kepada Kelompok SESKO TNI yang berkunjung ke Australia sebagai bagian dari Program Kajian Luar Negeri SESKO pada akhir Mei 2012. |
Delegasi ke Australia ini terdiri dari sembilan staf termasuk Wakil Komandan, Brigadir Jenderal TNI (AD) Pandu Wibowo; Komandan Korps Siswa, Brigadir Jenderal TNI (Marinir) Giyarto; dan Direktur Pengembangan Manajemen, Marsekal Pertama TNI Wishnu Sukardjo; maupun 20 siswa dari seluruh tiga angkatan. Kunjungan tersebut mempunyai dua sasaran, bagi para siswa kunjungan tersebut memungkinkan mereka untuk memahami dan belajar tentang pertahanan dan keamanan di Australia. Bagi para staf, mereka diberi tugas untuk melakukan perbandingan pendidikan perwira militer profesional di kedua negara.
| |
Walaupun Canberra sedang membeku, kunjungan tersebut sangat bermanfaat dan para fasilitator meluangkan waktu mereka untuk memberitahu delegasi tersebut tentang organisasi masing-masing. Delegasi tersebut menerima presentasi secara rinci dan akses yang luas ke Markas Besar Komando Perlindungan Perbatasan dan Markas Besar Komando Operasi Bersama. Kelompok tersebut juga ambil bagian dalam forum terbuka dengan bidang-bidang Divisi Kebijakan Internasional, Divisi Kebijakan Strategis dan Kiprah Internasional dari ketiga angkatan. Selain itu, ada pula brifing dan diskusi yang sangat bermanfaat di Pusat Kajian Pertahanan dan Strategis yang membantu staf SESKO TNI dengan tugas kajian perbandingan mereka.
| |
Sydney menjadi titik perjalanan yang paling menyenangkan dengan cuaca yang nyaman sepanjang perjalanan dan kelompok tersebut mempunyai kesempatan untuk menyaksikan tempat-tempat yang telah dijadwalkan. Adapula kunjungan yang sangat bermanfaat ke Thales Australia di Garden Island.
Kunjungan tersebut sangat bermanfaat dan para anggota terlihat sangat menikmatinya. Pertemuan-pertemuan yang mereka lakukan membantu memberikan sejumlah contoh kerja untuk beberapa pokok diskusi pada kursus yang mereka ikuti. Pengaturan komando di Markas Besar Komando Perlindungan Perbatasan yang mengintegrasikan rantai militer dan sipil banyak didiskusikan oleh para siswa, demikian pula peran dan fungsi Markas Besar Komando Operasi Bersama dimana Indonesia turut menganalisa kebutuhannya untuk mendirikan markas besar bersama yang tetap pada tingkat operasional. Kunjungan ke Thales juga memberi beberapa bahan diskusi tentang kepemilikan negara vs swasta industri pertahanan.
| |
Pada tingkat pribadi kunjungan tersebut memperkuat hubungan antar-pribadi yang terus berlangsung dan berkembang antara Australia dan Indonesia. Forum terbuka di Divisi Kebijakan Internasional dipimpin oleh Brigadier Ian Errington, mantan Atase Pertahanan Australia untuk Jakarta. Perwira pendampingnya adalah LTCOL Dan Hartigan, lulusan SESKOAD, yang mendapat kesempatan untuk menyambung tali silaturahmi dengan teman kelas seangkatannya yang menjadi salah satu anggota dari delegasi tersebut sementara istrinya, LCDR Alison Hartigan, lulusan SESKOAL juga mendapat kesempatan untuk bertemu dengan beberapa mantan teman kelasnya. Sebagian besar dari anggota delegasi tersebut telah berkunjung ke Australia sebelumnya dan nampak gembira berbagi pengalaman mereka dengan teman-teman kursus mereka.
| |
Kunjungan tersebut mendapat bantuan yang baik dari Atase Pertahanan Indonesia untuk Australia, Marsekal Pertama TNI Benedictus Widjanarko bersama stafnya. Beliau juga menjamu kelompok tersebut dirumahnya dan memberikan kesempatan bagi delegasi tersebut melakukan diskusi informal dengan staf KBRI maupun dengan berbagai perwira TNI yang sedang berada di beberapa lembaga pendidikan pertahanan di sekitar Canberra. | |