IKAHAN

DARWIN - B737-200 SURVEILLER dan AP-3C ORION – Ini adalah nama-nama jenis pesawat patroli maritim (MARPAT) yang saat ini digunakan oleh TNI-AU dan RAAF untuk pendeteksian, pencarian, identifikasi dan penindakan (mengamati, melindungi atau menghancurkan) sasaran-sasaran maritim di permukaan dan di bawah air dalam suatu wilayah operasi. Beroperasi di aneka ketinggian dari 15.000 kaki hingga 500 kaki, awak dari platform senjata yang sangat canggih ini melaksanakan tugas-tugas mereka hingga lupa waktu.

Albatross Ausindo 2012 (AA12) adalah latihan patroli maritim dua-tahunan antara TNI-AU / RAAF dan tahun ini masing-masing dari kedua Angkatan Udara mengerahkan pesawat terbang dan tim ke Pangkalan RAAF Darwin pada 15-19 Oktober untuk mempraktikkan keterampilan-keterampilan interoperabilitas mereka. Secara bergiliran, TNI-AU dan RAAF mencari dan menindak sasaran-sasaran yang ada, kedua ‘burung pemburu’ MARPAT terbang rendah dan menebar ancaman di atas ombak berbuih-putih di laut Arafura sambil menebarkan tembakan suar untuk mensimulasi sasaran, pasokan darurat dan amunisi. 

Komandan 92WG, Group Captain Craig Heap dan Komandan 11SQN Wing Commander Mick Jansen memimpin kontingen RAAF sementara Komandan  Wing 5, Kol Pnb Palito Sitorus dan Komandan Skadud 5, Letkol Benny Arfan memimpin tim TNI AU. 

Tentu saja tersedia waktu bagi peserta latihan untuk menikmati multikulturalisme kaya yang kini sudah banyak dikenal sebagai bagian dari Darwin. Kesempatan ini memperkukuh hubungan antar Angkatan Udara bertetangga kita dengan membuka mata pada kemiripan-kemiripan yang dimiliki kedua negara dan memungkinkan kita untuk menerima dan menjelajahi hal-hal yang membuat kita berbeda.

Waktu tidak terasa cepat berlalu, tiba saatnya akhir dari latihan tersebut. ORION dan awak pesawatnya menanti hingga SURVEILLER berada dalam perjalanan pulang ke Makassar sebelum mengangkasa untuk melakukan penerbangan pulang ke Pangkalan RAAF Edinburgh. Sampai berjumpa kembali sahabat, awan biru, selamat terbang dan mendaratlah dengan mulus.