|
AUSTRALIA - Hubungan bilateral yang dalam dan luas antara Angkatan Laut Australia (RAN) dan Angkatan Laut Republik Indonesia (TNI-AL) kembali diperkuat dan diperteguh selama kunjungan kerja Laksda TNI Agung Pramono, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim), ke Sydney dan Canberra pada pada 2 – 7 Februari 2013.
|
Di Sydney, Pangarmatim bertemu dengan Komandan Armada Australia (COMAUSFLT), Laksda Tim Barrett, dan Kelompok Kepemimpinan Senior COMAUSFLT untuk memberikan brifing tentang program-program pengadaan kemampuan RAN masa depan seperti Sekoci Pendarat Amfibi dan kapal perusak Peperangan Udara yang baru. Juga dibicarakan kesempatan-kesempatan untuk melakukan kegiatan-kegiatan bersama lebih lanjut antara RAN dan TNI-AL begitu kemampuan-kemampuan tersebut diperoleh.
| |
Setelah keliling di atas mobil di HMAS KUTTABUL, termasuk melihat Pusat Warisan dan Museum Angkatan Laut RAN, delegasi tersebut melakukan perjalanan ke HMAS WATSON untuk melakukan kunjungan ke simulator-simulator pelatihan navigasi dan kepelautan RAN. Termasuk dalam seri kunjungan Laksda TNI Agung adalah kesempatan yang baik dan sangat relevan dengan Indonesia mengingat usulan penempatan pada Maret 2013 Perwira RAN Principle Warfare Officer (PWO) di Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut TNI (Kobangdikal) untuk menjalin kerja sama dengan TNI-AL dalam pengembangan kembali kursus PWO mereka.
| |
Selama kunjungan Pangarmatim, kegiatan-kegiatan bilateral, dua-tahunan RAN / TNI-AL seperti Latma Cassowary dan New Horizon – latihan keamanan maritim yang melibatkan kapal perang besar dan kecil dari kedua belah pihak, dijadwalkan akan diselenggarakan pada Agustus dan September tahun ini – Patroli Keamanan Maritim Terkoordinasi, juga turut direncanakan. Komitmen untuk meningkatkan kompleksitas kedua seri latihan dan operasi (seperti memasukkan seri terkait dengan helikopter) dengan masing-masing jadwal masa depan diberikan oleh kedua belah pihak.
| |
COMAUSFLT mengulang kembali rasa terima kasih RAN dan Australia setelah mendapatkan informasi bahwa terdapat keinginan Indonesia untuk mengirim dua kapal untuk mengambil bagian dalam International Fleet Review (IFR) Angkatan Laut Australia dan perayaan Dua Abad RAN yang dijadwalkan di Sydney pada awal Oktober 2013. Laksda TNI Agung diberi kesempatan untuk menyaksikan area di mana kapal-kapal akan berlabuh dan usulan rute pelayaran mereka ke Sydney Harbour.
| |
Di Canberra, pertemuan-pertemuan Laksda TNI Agung termasuk kunjungan kehormatan ke Panglima Angkatan Pertahanan (CDF), Jenderal David Hurley, mereka bertemu pertama kali pada 2004 saat Laksda TNI Agung bertugas sebagai Atase Angkatan Laut Indonesia di Australia dan Jenderal Hurley masih menjabat sebagai Kepala Sistem Kemampuan. Selain kesempatan untuk memperkukuh persahabatan mereka – yang semakin menjadi kemungkinan yang teratur mempertimbangkan beberapa kunjungan ke Indonesia oleh Jenderal Hurley selama beberapa tahun terakhir – pertemuan tersebut memperkukuh komitmen kedua negara untuk memperluas dan meningkatkan hubungan pertahanan dan angkatan laut. Undangan kepada Jenderal Hurley untuk berkunjung ke Surabaya dan memberikan pidato di depan para kadet di Akademi Angkatan Laut direncanakan akan terlaksana pada April 2013 saat Panglima Angkatan Pertahanan berkunjung ke Indonesia.
| |
Selama pertemuannya dengan Kepala Angkatan Laut, Laksdya Ray Griggs, Laksda TNI Agung menekankan kemajuan butir-butir yang dibicarakan pada Pertemuan bilateral Antar-Angkatan Laut 2012, secara khusus keinginan Australia dan Indonesia untuk membuat posisi pertukaran instruktur di Sesko AL dan Australian Command and Staff College (ACSC), untuk memfasilitasi pemaparan dan pemahaman yang lebih besar tentang doktrin maritim dan pemikiran strategis pertahanan masing-masing angkatan laut maupun untuk memungkinkan pengembangan hubungan yang lebih jauh. Kunjungan yang dilakukan ke ACSC dan pertemuan dengan Komandan, Brigjen Peter Gates, membuahkan diskusi lebih lanjut tentang kemajuan terkait prakarsa ini.
| |
Komandan Komando Perlindungan Perbatasan (BPC), Laksdya David Johnston, memberikan brifing kepada Pangarmatim tentang prioritas-prioritas keamanan maritim Australia – terkait dengan perlindungan perbatasan – dengan fokus pada penyelundupan manusia dan kegiatan-kegiatan SAR. Indonesia dan Australia telah meningkatkan kerja sama di kedua area ini dalam beberapa tahun terakhir.
| |
Wakil Komandan Operasi Bersama, Laksdya Steve Gilmore, menyambut hangat Laksda TNI Agung ke Markas Besar Komandao Operasi Bersama (HQJOC), merasa gembira atas kesempatan untuk mengajak keliling markas besar tersebut yang masih dalam pembangunan saat Pangarmatim mulai bertugas di Australia hampir sepuluh tahun yang lampau. Potensi berbagai kepakaran dalam bentuk “Pelajaran yang Diperoleh” oleh Australia sebagai Komandan Gugus Tugas Bersama, ditelaah oleh Indonesia. Laksda TNI Agung berujar TNI-AL telah mengerahkan sebuah kapal sebagai bagian dari UNIFIL sejak 2008 dan bertujuan untuk meningkatkan kepemimpinan mereka dalam kerangka misi tersebut. Beliau berujar TNI-AL menyambut baik segala pemikiran dari Australia yang Laksdya Gilmore teguhkan hal tersebut mungkin saja dilakukan.
| |
Kunjungan kerja Laksda TNI Agung juga menghadirkan kesempatan untuk memperbarui persahabatan dengan staf dan mengunjungi lembaga-lembaga yang sering beliau kunjungi saat bertugas sebagai Atase Angkatan Laut Indonesia hampir 10 tahun yang lalu. Kunjungan tersebut menekankan hubungan yang telah terjalin lama dengan Australia dan, secara khusus, pengetahuan rinci dan kelembagaan Laksda TNI Agung tentang hubungan pertahanan dan angkatan laut Australia-Indonesia.
| |