|
JAKARTA - Wakil Kepala Operasi Gabungan (Deputy Chief of Joint Operations, DCJOPS), Laksda Steve Gilmore melakukan kunjungan resmi ke Jakarta pada 2 – 5 April 2013 untuk menghadiri Pertemuan High Level Committee yang perdana di Mabes TNI pada 4 April 2013, yang mana memberikan kesempatan yang baik untuk lebih memperkuat persahabatannya dengan Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia (Kasal).
|
Kedua Perwira Senior tersebut telah bertemu cukup sering sejak pertemuan pertama mereka pada tahun 1998 ketika Indonesia mengirimkan KRI Nala, yang dikomandankan saat itu oleh Laksamana TNI Marsetio, berpartisipasi dalam Latihan Bersama KAKADU dimana pada saat itu Laksda Gilmore bertugas sebagai Staf Perencanaan Latihan tersebut.
Laksamana TNI Marsetio dan Laksda Gilmore mengadakan acara makan malam santai pada 2 April sebelum menghadiri pertemuan formal pada hari berikutnya yaitu kunjungan kehormatan Laksda Gilmore kepada teman dekatnya, Laksamana TNI Marsetio. Kunjungan tersebut didampingi oleh Kolonel Justin Roocke selaku JOPS Direktur Dukungan Intelijen Operasional, Kolonel Katja Bizilj selaku Atase Angkatan Laut Australia di Jakarta dan Peltu Brendon Roberts sebagai Asisten Atase Angkatan Laut Australia di Jakarta. | |
Selama kunjungan tersebut, Laksamana TNI Marsetio didampingi oleh Laksdya TNI Hari Bowo, Wakil Kepala Angkatan Laut Indonesia, Laksda Putu Adnyana, Perwira Staf Intelijen, dan Laksda Didik Herdiawan, Staf Operasi, mendukung pembentukan Patroli Keamanan Maritim Terkoordinasi (CORPAT) antara Angkatan Laut Australia (RAN) dan Armada Barat Indonesia, mengikuti unsur-unsur peraturan yang telah dilakukan dengan Armada Timur. Bapak Marsetio mengatakan bahwa tema daripada Corpat Armada Barat adalah Penyeludupan Manusia dan menyarankan agar kegiatan ini dimulai di Padang, Batam atau Cilacap untuk wilayah Indonesia dan berakhir di Pulau Christmas, Australia.
| |
Australia dan Indonesia tetap berkomitmen untuk menjaga lingkungan regional dan maritim yang aman. Kerjasama bilateral, seperti di atas, menunjukkan kekuatan, kedalaman dan kematangan hubungan bilateral angkatan laut dan menggarisbawahi pemahaman dan kesepakatan bahwa keamanan maritim adalah masalah regional, dan paling baik apabila ditangani melalui respon regional.
Laksda Gilmore membahas inisiatif Bapak Marsetio mengenai Armada Barat selama pertemuannya bersama Mayjen TNI Hambali Hanafiah, Asisten Operasi TNI (yang juga merupakan ketua “Sub-Komite Operasi dan Latihan” dari HLC) sebelum pembahasan tersebut diangkat secara resmi selama Pertemuan HLC pada hari berikutnya.
Saran untuk Corpat Armada Barat disambut dengan baik oleh Laksma TNI Muhammad Atok Urrahman, Kepala Staf Armada Barat, yang turut bertemu dengan Gilmore pada hari itu.
| |
Saat kunjungannya ke Jakarta, Laksda Gilmore mengambil kesempatan untuk bertemu dengan Laksda TNI Desi Mamahit, Komandan Seskoal dan Mayjen TNI Achmad Faridz Washington, Komandan Korps Marinir. Setelah kedua pertemuan tersebut, beliau memaparkan penjelasan mengenai "Organisasi, Peran dan Tanggung Jawab Markas Komando Operasi Gabungan", "OPERATION RESOLUTE", kontribusi Angkatan Pertahanan Australia dalam upaya pemerintah untuk mengamankan perbatasan Australia dan pertahanan terhadap ancaman keamanan maritim, dan juga "Pengembangan Kemampuan Amfibi Australia".
|
Pada kedua kesempatan tersebut, Laksda TNI Gilmore mendapatkan pertanyaan mengenai hubungan Australia-Indonesia dalam bidang pertahanan dan maritim saat ini dan peluang kerjasama dan pelatihan masa depan di Australia. Personel Korps Marinir menyambut dengan baik perkembangan kemampuan amfibi Australia dan adanya potensi untuk kerjasama di masa depan.
|
| |