|
DARWIN - Konferensi Perencanaan Latihan Gabungan antara TNI-AL dan Angkatan Laut Australia (RAN), Latma Cassowary dan Patroli Kemananan Maritim Terkoordinasi atau Co-ordinated Martime Security Patrol (Corpat) telah diselenggarakan di Darwin selama tiga hari, sejak 20 hingga 23 Mei 2013.
|
Konferensi tersebut diketuai oleh Marsma Ken Watson, Komandan Komando Utara (COMNORCOM) dan Letkol John Navin, dan Kapten Nyoman Sudihartawan dari Mabes TNI-AL bagian Staf Senior Latihan Gabungan sebagai co-chair.
Delegasi Indonesia yang menghadiri konferensi perencanaan latihan gabungan tersebut termasuk Laksma TNI Aries Cahyono, Staf Senior Latihan Gabungan TNI-AL, Laksma TNI Nyoman Surya, Perwira Staf Operasi Gugus Keamanan Laut Armada Timur, Letkol Iwan Ridwan, Komandan KRI Hiu, dan Kapten Didik Kurniawan selaku Atase Angkatan Laut Indonesia yang berbasis di Canberra. Konsulat Indonesia di Darwin, Bapak Ade Padmo Sarwono, menghadiri hari pertama pertemuan tersebut serta konferensi makan malam konferensi resmi pada 22 Mei.
| |
Dari Australia, delegasi yang menghadiri termasuk Letkol Mark Sorby, Perwira Staf Perencanaan Operasional Armada Timur, Letkol Piet Jonker, Perwira Staf Logistik Operasional Armada Timur, Letkol Michael Miller, Komandan HMAS WOLLONGONG, Ms Cindy Bravos selaku Autralian Fisheries Management Authority Manager International Engagement and Foreign Compliance Operations dan Kapten Katja Bizilj, Atase Angkatan Laut Australia untuk Jakarta.
Latma Cassowary adalah kegiatan dua tahunan, merupakan latihan bilateral keamanan maritim yang melibatkan kapal perang kecil, bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan kerjasama dan pemahaman, meningkatkan berbagi informasi dan meningkatkan interoperabilitas antara TNI-AL dan RAN dalam operasi kapal patroli, terutama dalam skenario lain selain perang. Latma tersebut mencakup baik serial dalam pelabuhan maupun serial fase laut.
| |
Keterampilan dan interoperabilitas yang dibutuhkan untuk melakukan operasi keamanan maritime terkoordinasi – seperti selama Latma Corpat tersebut – akan dipraktekkan selama Latma Cassowary, membuat Latma tersebut menjadi kunci untuk kerjasama bilateral Corpat tahunan.
Latma Cassowary tahun ini, merupakan latihan yang telah dilakukan kelima sejak kembali dimulainya seri latihan ini pada tahun 2006, dijadwalkan pada 25-31 Agustus 2013. Latihan bersama ini menjadi pertama kalinya yang akan dilakukan sebelum Latma Corpat, yang direncanakan akan dilaksanakan pada 2-14 September dariDarwinke Tual. Hal ini juga merupakan pertama kalinya melibatkan kapal yang pernah berpartisipasi dalam Latma Cassowary, Kapal TNI-AL (KRI Hiu dan KRI Kakap) dan Kapal Angkatan Laut Australia (HMAS WOLLONGONG dan lainnya belum dapat dikonfirmasi) akan kembali berpartisipasi dalam Latma Cassowary dan Corpat untuk kedua kalinya. Partisipasi yang melibatkan kapal yang sama dari TNI-AL dan Angkatan LautAustraliaakan memaksimalkan manfaat pelatihan – meningkatkan peluang untuk konsolidasi keterampilan – serta membangun pengembangan hubungan dan interaksi antar pribadi yang telah terjalin selama kegiatan bilateral sebelumnya.
| |
|
Patroli terkoordinasi, dimulai dariDarwindan berakhir di Tual pada petengahan September, akan menargetkan masalah keamanan maritim yang berkaitan dengan penangkapan ikan secara gelap (mirip dengan latihan sebelumnya) dan penyelundupan manusia, tetapi juga akan siap untuk merenspon penuh berbagai macam ancaman keamanan maritim sesuai dengan arahan dan hukum nasional yang berlaku.
|
Aset Angkatan Laut Australia untuk Latma Corpat, HMAS WOLLONGONG, akan bergabung dengan Angkatan Udara Australia AP-3C Orion serta kapal bea Australia Bay Class. Kapal dan pesawat ini akan beroperasi sebagai bagian dari OPERATION RESOLUTE, kontribusi Departemen Pertahanan terhadap Whole of Government (WoG) dalam upaya untuk memerangi ancaman keamanan maritim dan kegiatan ilegal lainnya.
|
Staf Angkatan Laut Indonesia mengatakan adanya rencana sebuah pesawat pengintai maritim NC-212 akan bergabung dengan KRI Hiu dan KRI Kakap selama Latma Corpat terebut. Seperti pada latihan sebelumnya, baik kapal Angkatan Laut Indonesia maupun Australia secara individual akan lebih didukung oleh intelijen, pengawasan dan pengintaian kemampuan nasional dari masing-masing negara.
|
Selama pidato pembukaan konferensi pada 23 Mei, Marsma Watson mengatakan pelaksanaan patroli terkoordinasi bilateral telah meningkatkan kemampuan untuk bekerja sama antara Australia dan Indonesia. Beliau menekankan bahwa melalui pelaksanaan kegiatan rutin seperti ini, Angkatan Laut Australia dan Indonesia turut meningkatkan interoperabilitas, memperkuat hubungan antar pribadi dan meningkatkan kerja sama dan saling pengertian, yang merupakan kunci untuk melindungi kepentingan maritim bersama kami. Mengenai fokus pada penangkapan ikan secara gelap, COMNORCOM menekankan bahwa peran Corpat tidak hanya untuk mendeteksi dan penangkapan kapal/ kegiatan penangkapan ikan secara gelap, tetapi juga menghalangi dan mencegah operasi tersebut mengingat penangkapan ikan secara gelap hadir di kedua negara dan menjadi ancaman ekonomi yang signifikan bagi Australia dan Indonesia. Kapten Sudihartawan memberikan tanggapan yang sama atas pernyataan tersebut.
|
Latma Cassowary dan Corpat membentuk dua kegiatan bilateral maritim antara Angkatan Laut Australia dan Indonesia pada 2013 yang melibatkan kegiatan di laut. Kegiatan ini akan segera diikuti oleh Kapal Angkatan Laut Indonesia, KRI Sultan Iskandar Muda dan KRI Dewaruci yang akan berpartisipasi dalam International Fleet Review Angkatan Laut Australia pada bulan September dan Oktober di Jervis Bay dan Sydney.
|
Latma New Horizon, latihan bilateral dua tahunan, merupakan latihan keamanan laut yang melibatkan kapal perang besar, telah dijadwalkan untuk diselenggarakan pada 24-29 November di wilayah maritim dekat Surabaya. Latma New Horizon akan menutup latihan maritim bilateral tahun ini.
|
Australia dan Indonesia terus berkomitmen untuk terus mengamankan lingkungan regional dan maritim. Kerjasama bilateral, seperti kegiatan di atas, menunjukkan kekuatan, kedalaman dan kematangan hubungan bilateral angkatan laut dan menggarisbawahi bahwa keamanan maritim merupakan masalah regional, di mana cara penyelesaian yang terbaik dilakukan melalui tanggapan regional.
|