| DARWIN - Dalam pidato sambutan pembukaan Latihan Bersama Patroli Keamanan Maritim Terkordinasi (Corpat) dan pada sesaat sebelum penandatanganan resmi sertifikat pembukaan Corpat, Marsma Ken Watson, Komandan Komando Utara (COMNORCOM) menyoroti beberapa kegiatan bilateral tahunan sebelumnya yang telah diselenggarakan dalam tahun ini. |
“Latma kali ini adalah Corpat pertama di bawah pengaturan baru, dengan melibatkan Latma Cassowary secara lebih efektif dengan memasukkan bagian kegiatan pelatihan Latma Cassowary dalam Latma Corpat. Corpat kali ini juga merupakan pertama yang menggunakan koordinasi dan paparan dari Monitoring Surveillance and Control Sub-Regional Group (Laut Arafura dan Timor) di bawah “Regional Plan of Action” dalam menyoroti bidang penangkapan ikan secara gelap di daerah Operasi Corpat (Area of Operations atau AO) serta merupakan Corpat pertama yang diselenggarakan di Laut Timur Arafura sejak dimulainya operasi pada tahun 2010, empat tahun lalu” tuturnya.
| |
Marsma Watson menyampaikan kepada para peserta hasil-hasil yang sangat baik dari Latma Cassowary 2013, dimana seminggu sebelumnya telah dilaksanakan latihan keterampilan misi khusus dalam keamanan maritim seperti boarding, gunnery dan man overboard evolutions dan latihan Search and Rescue (SAR) di perairan maritim lepas pantai Darwin (25 – 31 Agustus) oleh dua kapal Angkatan Laut Indonesia yakni KRI Hiu (Komandan Mayor Iwan Ridwan) dan KRI Kakap (Komandan Mayor Nurul Muchlis) bersama dengan dua kapal Angkatan Laut Australia yakni HMAS WOLLONGONG (Komandan Mayor Michael Miller) dan HMAS Huon (Komandan Jace Hutchison).
| |
Menurut COMNORCOM, keterampilan yang digunakan dalam Latma Cassowary merupakan keterampilan yang justru dibutuhkan dalam pelaksanaan Latma Corpat, sehingga menjadi alasan kuat untuk melaksanakan Latma Corpat segera setelah berakhirnya Latma Cassowary.Secara signifikan Latma Corpat 2013 juga merupakan yang pertama telah diatur untuk mengerahkan dua kapal TNI-AL yang sudah berpartisipasi dalam latma sebelumnya (KRI Hiu dan KRI Kakap) dan satu kapal Angkatan Laut Australia pada Latma Cassowary sebelumnya (HMAS WOLLONGONG) untuk bersama-sama kembali berpartisipasi dalam latma ini. Partisipasi dari kapal yang sudah pernah mengikuti latma tersebut dapat memaksimalkan manfaat latihan tersebut, meningkatkan peluang untuk berbagi keterampilan, serta memperkuat hubungan interaksi pribadi antar anggota Angkatan Laut Indonesia dan Australia yang telah tumbuh selama Latma Cassowary sebelumnya. | |
Ketua delegasi Indonesia, Laksma TNI Wuspo Lukito, Danguskamlatim, memperkuat pernyataan Marsma TNI Watson pada kata sambutannya.
“Kerjasama dalam menjaga keamanan dan stabilitas maritim oleh negara-negara yang memiliki kepentingan maritim bersama dapat dicapai melalui partisipasi dalam kegiatan seperti corpat bilateral. Dikarenakan Australia dan Indonesia memiliki persamaan dalam perbatasan dan penjagaan keamanan maritim, maka merupakan tanggung jawab kedua negara atas daerah perbatasan strategis ini. Akan ada pelbagai pihak yang ingin mengeksploitasi SKA – atau memanfaatkan wilayah perbatasan tersebut untuk memperoleh keuntungan yang tidak adil – oleh karenanya Australia dan Indonesia perlu melakukan patrol wilayah perbatasan untuk menghindari insiden yang dapat disalahartikan oleh negara dan berpotensi dapat mempengaruhi hubungan bilateral kita,” ucap Laksma TNI Lukito.
| |
Corpat 2013 dimulai dari daerah maritim Darwin ke Tual terhitung sejak 2 hingga 16 September. Sesuai pada Latma Corpat sebelumnya, Corpat 2013 berfokus pada isu keamanan maritim yang berkaitan dengan penangkapan ikan secara gelap di Australia maupun di Indonesia dengan saling bekerjasama antara patroli laut terkordinasi dan pesawat udara. Selain itu, meskipun berfokus pada penangkapan ikan secara gelap, aset corpat juga siap untuk menanggapi berbagai ancaman keamanan maritim sesuai hukum dan aturan nasional. Cuaca buruk di daerah operasi berdampak pada kegiatan Corpat namun tujuan kegiatan masih dapat dicapai.
| |
HMAS WOLLONGONG bekerjasama dengan Angkatan Udara Australia (RAAF) AP-3C Orion serta Kapal Bea Cukai yang turut serta beroperasi pada OPERATION RESOLUTE. Departemen Pertahanan Australia berkontribusi kepada Whole of Government (WoG) dalam upaya pemberantasan ancaman keamanan maritim dan kegiatan ilegal lainnya. Seperti halnya Australia, pesawat pengintai maritim NC-212 milik TNI-AL bekerjasama dengan KRI Hiu dan KRI Kakap selama Latma Corpat tersebut.
|
Marsma Watson mengatakan bahwa beliau berharap dengan bersatunya Australia dan Indonesia untuk menghalangi kapal atau pihak yang terlibat kegiatan ilegal dalam yurisdiksi maritim Australia dan Indonesia dapat menghasilkan penurunan tingkat kegiatan ilegal serta meningkatkan interoperabilitas dan kepercayaan antara dua Angkatan Laut dalam operasi maritim. Beliau juga berharap bahwa kegiatan olahraga dan sosial yang telah dijadwalkan sebelum dan setelah berakhirnya Latma Corpat dapat lebih lanjut mengembangkan peemahaman dan persahabatan antara anggota RAN dan TNI-AL.
|
Australia dan Indonesia berkomitmen untuk terus mengamankan lingkungan regional dan maritim. Kerjasama bilateral, seperti kegiatan di atas, menunjukkan kekuatan, kematangan dan eratnya hubungan bilateral angkatan laut dan menggarisbawahi bahwa keamanan maritim merupakan masalah regional dimana cara penyelesaian yang terbaik dilakukan melalui tanggapan regional.
|
| |
| |
| |