|
PERTH – Selama periode 18-25 Agustus 2013, enam anggota dari TNI-AD Pasukan Khusus (Kopassus) dan Komando Operasi Khusus Australia (SOCOMD) melaksanakan latihan tembak sniper tingkat lanjutan dengan jarak jauh menggunakan sasaran bergerak di Swanbourne Barracks Perth, Australia Barat. Kursus ini terdiri dari pertukaran ahli sniper dan melakukan prosedur tingkat lanjut untuk membidik target bergerak di semua jenis lapangan. Pakar sniper tersenior dari SASR berlaku sebagai instruktur serta turut memfasilitasi latihan dan memimpin diskusi antara para peserta sniper.
|
Program latihan Sniper Tingkat Lanjutan ini merupakan latihan pertama individu yang dikhususkan pada latihan sniping antara Kopassus dan Special Air Service Regiment (SASR). Tidak hanya itu, Kopassus adalah mitra gultor negara sahabat yang pertama untuk melakukan latihan sniper tingkat lanjutan bersama SASR di Australia.
Program latihan dirancang untuk meningkatkan kemahiran penembak jitu serta mengekspos mereka pada sistem lapangan tembak yang menggunakan teknologi kelas dunia guna meningkatkan tingkat keterampilan pribadi mereka. Para peserta didorong untuk menggunakan kemampuan mereka secara maksimal dan dilatih oleh Ahli Sniper SASR untuk membawa kemampuan operasional sniper mereka ke tingkat baru. Dalam proses tersebut, setiap anggota menembakkan lebih dari 1200 peluru dalam lima hari latihan.
| |
Kontingen Kopassus yang diwakili oleh Satuan 81 yakini Lettu Inf M. Aditya Prabowo, Letda Inf Andhi Artur Warjito P, Sertu Sutriono, Sertu Nicholas Sandhi, Sertu Yongki dan Serda Susanto melakukan berbagai latihan membidik dengan sasaran dari jarak 100m hingga 1000m.
| |
Puncak dari latihan tersebut melibatkan fasilitas pelatihan Counter Terrorism di Bindoon, dimana para anggota melaksanakan latihan membidik target berupa robot bergerak di lapangan yang dirancang seperti perkotaan. Dengan tingkat profesionalisme dan kemampuan yang tinggi dari para anggota Kopassus, mereka dengan cepat berhasil beradaptasi terhadap Australian Tactics, Techniques and Procedures (TTP) dan peralatan Australia, dengan demikian adalah pembuktian akan mutunya diklat sniper di jajaran Kopassus. Mutu tersebut juga memungkinkan pelaksanaan latihan khusus gabungan lanjutan yang lebih tinggi pula antara Pasukan Khusus Indonesia dan Australia.
| |
Danki Operational Support Squadron (OC OSS) mengatakan bahwa keberhasilan program pertukaran merupakan indikator kuatnya hubungan antara Pasukan Khusus kedua negara kita. Komandan kontingen Kopassus menambahkan, beliau sangat senang bertemu dengan OC OSS beserta stafnya, beliau sangat terkesan dengan kualitas dan profesionalisme yang dilakukan selama kegiatan latihan tersebut.
Pada akhir dari latihan tersebut, para peserta menerima sertifikat dan salinan digital hasil foto-foto yang diambil selama latihan berlangsung.
| |