IKAHAN

Mayjen Wisnu dilantik sebagai Pangkdam Udayana pada Juni 2012 dan baru saja mendapat kesempatan untuk melakukan kunjungan resmi ke Australia pada November tahun ini. Beliau melaksanakan kunjungan resmi ke kota Darwin pada 19 hingga 20 November. Pada kunjungannya ke Northern Command Headquarters (Norcom HQ) Mayjen TNI Wisnu disambut hangat oleh Laksma Brent Smythe selaku Komandan Northern Command yang juga memberikan paparan mengenai struktur, misi, fungsi dan peran Norcom tsb.  “Kita mewaspadai banyak ancaman yang sama, jadi sangat penting sekali bagi kita untuk menciptakan hubungan yang erat diantara kedua komando kita” kata Mayjen Wisnu. 

Beliau juga mendapatkan kesempatan untuk meninjau kapal patrol kelas Armidale yang sering digunakan untuk berpatroli, termasuk kadang-kadang bersingga di Pulau Bali. Para awak kapal patroli merasa gembira saat Pangdam Udayana melakukan kunjungan ke kapalnya.  Kunjungan dilanjutkan ke satuan yang dianggap unik di Angkatan Darat Australia, yaitu Norforce.  Lebih dari 650 anggota Norforce merupakan pasukan cadangan (Army Reserve) dan 50% dari jumlah tersebut berasal dari kaum Aborigin. “TNI dapat memahami semua tantangan yang berkaitan dengan pengembangan pasukan dari budaya yang berbeda-beda karena TNI pun terdiri dari pasukan yang berasal dari banyak suku bangsa” jelas Mayjen Wisnu. 

Pada kunjungan hari kedua Mayjen Wisnu mengunjungi Brigade 1 Angkatan Darat di Robertson Barrack yang terletak di sebelah selatan kota Darwin.  Beliau disambut oleh Komandan Brigade 1, Brigjen John Frewen yang juga mendampingi Mayjen Wisnu saat meninjau pangkalan tersebut.  Disana beliau dapat melihat Tank kelas berat, M1 Abrams dan beberapa jenis lain kendaraan berlapis baja seperti Bushmaster, M113 dan lainnya.  Khusus untuk kunjungan Pangdam Udayana, satu Armed Reconnaissance Helicopter (Heli pengintai bersenjata) jenis Tiger dipersiapkan untuk ditinjau oleh Mayjen Wisnu.  Heli tersebut merupakan heli yang baru saja mulai dioperasionalkan oleh Angkatan Darat Australia.  Mayjen Wisnu juga turut melakukan uji coba sistem simulasi yang digunakan untuk pelatihan anak buah tank di Brigade 1. “Sistem pelatihan ini sangat berguna untuk pelatihan anak buah sebelum mereka siap menggunakan amunisi yang nyata,” ujar Pangdam Udayana. 

Saat kunjungan di pangkalan Brigade 1, Mayjen Wisnu sempat mampir ke Markas Marinir Amerika Serikat di Darwin. Dikarenakan seluruh pasukan Marinir AS telah kembali ke negaranya, maka tidak ada yang dapat menyambut kunjungan beliau, akan tetapi, Mayjen Wisnu mendapatkan kesempatan untuk berkeliling melihat gedung yang digunakan oleh Marinir AS dalam kurun waktu singkat enam bulan untuk latihan di sekitar Darwin. Markas Marinir Amerika Serikat ini akan terus digunakan selama 6 bulan setiap tahunnya.

Brigjen Frewen mengundang Mayjen Wisnu ke asrama perwira untuk bergabung pada acara makan siang bersama para komandan satuan di pangkalan tersebut.  Dalam acara makan siang yang amat akrab,  Mayjen Wisnu menceritakan pengalamannya ketika beliau mengikuti Latma JOCIT di Australia beberapa tahun yang lalu.  Salah satu komandan Australia yang turut hadir dalam acara makan siang itu berkomentar “sudah dua kali dalam tahun ini saya ke Bali. Keluarga dan saya sangat senang disana dan kami ingin kembali lagi ke Bali.”

Mayjen Wisnu bertolak kembali ke Bali pada sore itu dengan pemahaman yang lebih mengenai markas besar terdekatnya dari negara tetangga dan merasa senang karena telah mengenal para komandan Australia yang berdinas di Darwin.  Kini, para komandan Australia tersebut sangat berharap dapat berjumpa kembali dengan Mayjen Wisnu di Pulau Bali di masa mendatang.