Angkatan Laut Australia- Royal Australian Navy (RAN) terlibat dalam aksi tempur di perairan maritim yang dulu dinamakan Hindia Belanda pada Februari 1942. | |
Pertempuran Selat Sunda terjadi ketika pasukan amfibi Jepang mempersiapkan diri untuk menyerang Jawa sebagai bagian dari pergerakan Jepang ke Asia Tenggara. Dalam usaha untuk mendukung Indonesia, dan untuk menghentikan pergerakan Jepang ke laut Pasifik - Australia bersama Amerika Serikat, Belanda dan Inggris mengirim pasukan sekutu menggunakan lima kapal penjelajah dan kapal perusak untuk menghentikan Jepang di Laut Jawa. HMAS Perth (1), kapal milik Australia– Leander Class Cruiser yang telah dimodifikasi, turut ambil bagian dalam usaha penyerangan tersebut. Setelah berhasil bertahan atas serangan tanpa mengalami kerusakan yang dihadapi pada 24 dan 25 Februari di Batavia, HMAS Perth (1) berlayar menuju Surabaya diikuti dengan empat kapal Australia lainnya. | |
HMAS Perth (1) meninggalkan kota Surabaya bersama pasukan sekutu dari Amerika, Inggris dan Belanda menunju Pulau Madura pada 26 Februari 1942. Dalam perjalanan, sebelas kapal tersebut terlibat pertempuran di Laut Jawa dengan pasukan Jepang selama dua hari. HMAS Perth (1) dan kapal milik Amerika Serikat – Northampton Class Heavy Cruiser – USS Houston adalah dua dari sebelas kapal yang berhasil bertahan dan mundur ke Tanjung Priok untuk pengisian bahan bakar sebelum melanjutkan aksi tempur. Namun, karena keterbatasan bahan bakar di Jawa (dan Tanjung Priok), HMAS Perth (1) hanya dapat menerima setengah dari kebutuhannya. | |
Setelah pengisian bahan bakar pada 28 Februari, HMAS Perth (1) dan USS Houston berlayar menuju Cilacap (pantai Jawa bagian selatan), melalui Selat Sunda. Tak lama setelah jam 2300 malam itu, pasukan Jepang melihat kedua kapal tersebut dan terjadi pertempuran sengit (awal dari Pertempuran Selat Sunda). Tambahan kapal perusak dari pasukan Jepang datang dari arah utara, sehingga HMAS Perth (1) dan USS Houston memutuskan untuk berpencar agar dapat melakuan serangan secara bersamaan pada lebih dari satu kapal dari Pasukan Jepang. Karena kalah jumlah, HMAS Perth (1) dan USS Houston mengalami kerusakan yang sangat parah. | |
HMAS Perth (1) berjuang dengan gagah berani meskipun kalah karena jumlah. Awalnya kapal tersebut mengalami sedikit kerusakan dari serangan pasaukan Jepang. Dan karena memiliki amunisi yang sedikit maka Komandan, Letkol ‘Hec’ Waller memutuskan untuk menggunakan kekuatan penuh - keluar dari Selat Sunda melalui arah selatan. Beberapa saat kemudian, HMAS Perth terkena serangan torpedo tunggal dari pasukan Jepang yang mengenai sisi kanan kapal. Letkol Waller memerintahkan awak kapal untuk meninggalkan kapal tersebut. Tak lama kemudian, serangan torpedo kedua dan ketiga kembali menghantam kapal. Ledakan dan obak menelan banyak awak dalam seketika. Pada seragan keempat, HMAS Perth (1) tidak dapat lagi menahan seragan. HMAS Perth (1) tercatat telah tenggalam pada dini hari, 1 Maret 1942. HMAS Perth (1) tenggelam dengan hilangnya 350 dari 681 dari krunya, termasuk komandan kapal. Dari mereka yang selamat, empat meninggal ketika mencoba untuk berenang ke darat dan 106 lainnya meninggal sebagai tahanan. Pada akhir pertempuran pada tahun 1945, 214 awak dari HMAS Perth (1) dipulangkan ke Australia dan enam awak masih hidup hari ini. RAN dan Angkatan Laut Indonesia (TNI-AL) pada tahun 1967 bersama-sama mencari, menemukan dan melakukan beberapa pemeliharaan kecil pada beberapa peninggalan dari HMAS Perth (1), mencatat bahwa kapal tersebut telah menjadi bagian dari sejarah perang dari setiap kedua negara, Australia dan Indonesia. | |
Kini, HMAS Perth (1) terletak di kedalaman laut sekitar 30 meter, 5 mil laut dari wilayah Indonesia di Selat Sunda. Kapal tersebut menjadi lokasi yang popular bagi pari penyelam asal Australia, Indonesia dan juga penyelam internasional. Namun, lokasi tersebut menjadi sangat penting karena merupakan kuburan maritim untuk 350 awak yang tewas. Oleh karena itu, HMAS Perth (1) akan terus dipelihara dan dijaga ketat terhadap setiap potensi ancaman dan pengotoran terhadap bangkai kapal dan kuburan maritim. For further information: http://www.navy.gov.au/hmas-perth-i |