|
PERTH - Laksda TNI Agung Pramono, Pangarmatim dan Laksma TNI Aan Kurnia, Danguspurlatim, mewakili Indonesia dan Kepala Angkatan Laut Indonesia Laksamana TNI Marsetio pada 4th Indian Oceans Naval Symposium (IONS) dan rapat tertutup Kepala Angkatan Laut yang diselenggarkan di Perth selama 25-26 Maret 2014.
|
IONS merupakan inisiatif sukarela dihadiri oleh Kepala Angkatan Laut atau perwakilan mereka yang terdiri dari negara-negara dalam wilayah Samudera Hindia. Simposium ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama maritim antar Angkatan Laut dari negara di wilayah Samudera Hindia dengan menyediakan sebuah forum terbuka dan inklusif untuk mendiskusikan isu-isu mengenai maritim regional yang berhubungan. IONS berupaya untuk menghasilkan arus informasi antara para pejabat Angkatan Laut untuk memberikan pemahaman yang umum dan sejajar tentang isu-isu keamanan maritim. Simposium tersebut dirancang untuk mengembangkan strategi kerjasama dan meningkatkan keamanan maritim melalui pencapaian kesepakatan maritim pada tingkat multinasional.
| |
Pertemuan perdana IONS – yang dilaksanakan bersamaan dengan ‘Rapat Tertutup IONS Para Kasal Regional’ (berfokus pada aspek administratif IONS dan arah masa depan) – diselenggarakan di New Delhi, India pada 14 Februari 2008. Ketua dan Sekretariat IONS diganti setiap dua tahun, dengan giliran Australia sebagai Ketua dan Sekretariat IONS pada periode 2014-15.
|
Topik simposium tahun ini adalah “Melindungi Kemampuan untuk Perdagangan Pada Ekonomi Maritim Samudera Hindia”. Menteri Michaela Cash, Australian Government Deputy Minister for Immigration and Border Control, dalam pidatonya menekankan pentingnya stabilitas maritim dalam memastikan pemeliharaan system perdagangan global dalam upaya untuk mendukung potensi pertumbuhan ekonomi negara-negara sekitarnya. Minister Cash membahas peran setiap Angkatan Laut dan aparatur penjaga pantai terkait dengan keadaan tersebut, terutama mencatat tantangan maritim saat ini termasuk pembajakan, terorisme maritim, masalah keamanan regional dan eksploitasi perikanan. Menteri Cash juga mengatakan, mengingat sekitar 45% ikan global terletak di daerah maritim Samudera Hindia dan kawasan tersebut menyediakan keamanan pangan sekaligus sumber nafkah bagi sebagian besar populasi global, telah menggarisbawahi pentingnya isu-isu tersebut untuk dibahas dalam simposium.
| |
Pada pidato sambutannya, Laksdya Ray Griggs juga menekankan pentingnya Samudera Hindia dan mengatakan “… semangat ekonomi daerah, penggunaan perdagangan lewat laut dalam-dan-antar –regional dan variasi penggunaan laut perlu pemeriksaan dan analisa lebih lanjut…”
|
Laksdya Griggs menyarankan bahwa selama “Rapat Tertutup Para Kasal akan membahas tujuan ION untuk dua tahun ke depan termasuk diharapkan terdapat pencapaian kesepakatan tentang isi dari “ION Charter of Business”. Laksdya Griggs berharap ini akan mencakup kesepakatan untuk melibatkan negara-negara pengamat dalam “order of business” serta mempercepat proses pematangan IONS dengan memanfaatkan lembaga terkait. Turut juga ditekankan oleh beliau adalah pentingnya hubungan nasional maupun pribadi dalam kemajuan dari tujuan tersebut.
|
Presentasi ION terbagi menjadi enam sesi: pentingnya Samudera Hindia, pentingnya ekonomi maritim, tantangan maritim saat ini, tanggapan industri dan angkatan laut terhadap tantangan maritim dan presentasi diakhiri dengan diskusi tentang peran ION dalam peningkatan kapasitas kerjasama regional. Setiap pembicara memberikan sejumlah topik untuk membuka diskusi mengenai keterlibatan angkatan laut, isu ekonomi maritim yang menjadi perhatian kita dan bagaimana angkatan laut dapat beroperasi bersama secara lebih efektif dan efisien.
|
Sesi ke-enam turut melibatkan Professor Hasjim Djalal, anggota penasehat senior Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia yang memberikan presentasi ‘Peran IONS dalam Kapasitas Pengembangan Kolaborasi’.
Pak Hasjim pernah menjabat sebagai Direktur Perjanjian dan Hukum Kementerian Luar Negeri pada tahun 1976-1979 dan juga terlibat sepenuhnya dalam UU PBB Ketiga Konferensi Laut pada 1979-1982 termasuk dalam pelaksanaanya setelah itu. Beliau juga berperan penting dalam diskusi PBB dimana menghasilkan pengakuan Indonesia sebagai negara kepulauan.
| |
Dalam program IONS juga terdapat kesempatan untuk penyelenggaran pertemuan bilateral. Laksdya Griggs dan Laksda TNI Pramono bertemu pada sore 26 Maret untuk mendiskusikan kegiatan angkatan laut bilateral yang mendatang termasuk HMAS LAUNCESTON, partisipasi Angkatan Laut Australia Kapal Patroli Kelas Armidale pada Latihan Komodo, latihan multilateral perdana keamanan laut TNI-AL yang berfokus pada bantuan bencana alam dan bantuan kemanusiaan yand direncanakan akan diselenggarakan pada 29 Maret – 3 April di wilayah maritime Pulau Natuna.
|
Kehadiran Laksda TNI Pramono dan Laksma TNI Kurnia pada Simposium IONS dilanjutkan dengan kunjungan Kepala Angkatan Laut Australia, Laksdya Ray Griggs pada 19-21 Maret untuk menghadiri Jakarta International Defense Dialogue (JIDD). Selama kunjungan beliau, KASAL Australia bertemu dengan Laksamana TNI Marsetio beserta sejumlah anggota senior TNI-AL. Kunjungan tersebut dilengkapi dengan pemberian paparan oleh KASAL Australia dihadapan siswa Seskoal pada 20 Maret.
|
Para peserta IONS diingatkan bahwa, selain keterlibatan Australia sebagai Pemimpin IONS, Australia juga menjadi pemimpin tahunan forum yang tidak terkait dengan bidang pertahanan, “The Indian Ocean Rim Association for Regional Cooperation (IOR-ARC) untuk tahun 2014”. Dan meskipun fokus IOR-ARC tidak terkait dengan bidang pertahanan, lembaga tersebut telah memulai menggali masalah keamanan, terutama aspek yang lebih luas dari keamanan maritim. Australia menyambut baik perkembangan yang terdapat dalam IOR-ARC dan menggunakan peran Australia sebagai pemimpin dalam IONS dan IOR-ARC sebagai kesempatan untuk memperkuat dan memperluas ruang lingkup keamanan Samudera Hindia untuk kepentingan seluruh pihak.
|