IKAHAN Malam Ceramah: Prof Martin Tsamenyi membagi ilmu dengan otoritas dan empatiTweet

01 Lecture Night Prof Martin 2014
JAKARTA – Di sela-sela kunjungan kerjanya Prof Martin Tsamenyi ke Indonesia untuk memberikan Program Studi Strategis Maritim (MSSP) yang ke-15 di Seskoal selama 7 – 17 April 2014, Profesor Martin Tsamenyi—Direktor dari Australian National Centre for Ocean Resources and Security (ANCORS), Universitas Wollongong—menyempatkan waktunya untuk memapar kemudian mengisi diskusi berjudul “Maritime Law: Our Common Interests as Neighbouring States” pada Malam Ceramah IKAHAN yang diselenggarakan di Mandarin Oriental Hotel Jakarta, 7 April 2014. 

IKAHAN Malam Ceramah mendapatkan antusiasme yang tinggi dari anggota IKAHAN, terbukti dari banyaknya jumlah pendaftaran yang kami terima. Ceramah tersebut dihadiri oleh 100 hadirin termasuk anggota senior pemerintah Indonesia, TNI dan Angkatan Bersenjata Australia yang memberikan peluang lebih lanjut untuk Profesor Tsamenyi untuk berbicara tentang isu-isu keamanan maritim saat ini dan sedang hangat diperbincangkan. Hal ini juga menunjukkan bahwa topik tersebut merupakan alat yang sangat baik untuk menjangkau khalayak Australia dan Indonesia secara lebih luas. 

02 Lecture Night Prof Martin 2014

Dalam presentasinya Profesor Tsamenyi menekankan bahwa, hanya sedikit yang diketahui tentang lingkungan maritim, kita hanya mengetahui lingkungan maritim mengisi lebih dari 70% dari permukaan bumi ini. Beliau juga mengatakan bahwa, dari isu yang kian meningkat tentang keamanan maritim, mereka yang paling memprihatinkan – meskipun mereka profil public yang rendah – adalah pencemaran lingkungan maritim dan penangkapan ikan secara ilegal. Yang menarik, The Habibi Center – Jakarta, baru-baru ini mengadakan diskusi umum “Talking ASEAN” pada masalah penangkapan ikan secara ilegal yang mengakibatkan kerugian Indonesia sebanyak USD 2 – 5 triliun setiap tahunnya. Biaya tersebut belum termasuk polusi maritim dan konsekuensi lingkungan lainnya yang diakibatkan dari kegiatan ilegal tersebut. 

03 Lecture Night Prof Martin 2014

Dengan fakta tersebut, Profesor Tsamenyi bertanya mengapa ada fokus yang hampir kelebihan kepada aspek maritim tertentu seperti penggunaan alur laut kepulauan, sedangkan masalah keamanan maritim lainnya – seperti polusi maritim dan penangkapan ikan secara ilegal – memiliki dampak regional dan global yang jauh lebih besar dan juga termasuk implikasi keamanan dan politik yang sensitif. 

04 Lecture Night Prof Martin 2014

Mengingat pada kejadian baru-baru ini, aspek keamanan maritim mengenai penyelundupan manusia tidak dapat dihindari. Profesor Tsamenyi mengingatkan peserta bahwa penyelundupan manusia sebenarnya masalah hukum dan hanya menjadi isu maritim jika terjadi di lingkungan maritim. Beliau menyesalkan adanya keterlibatan orang-orang yang bukan pakar dalam bidang tersebut sebagai narasumber, serta peran media global dalam menyajikan pemberitaan tanpa informasi yang akurat dan terkadang bersifat bias dan emosional yang menginzinkan media tersebut untuk dimanfaatkan demi kepentingan pihak tertentu daripada memberikan fakta dan analisis. Hal ini hanya memperburuk keadaan sehingga mencegah diskusi cerdas dan informasi yang benar yang dapat memungkinkan mengembangkan pendekatan dan solusi yang kooperatif dan konsultatif. 

05 Lecture Night Prof Martin 2014

Profesor Tsamenyi mengatkaan penyelundupan manusia merupakan masalah bersama bagi Australia dan Indonesia seperti masalah pengawasan perbatasan (dalam hal ini bagi Australia dan Indonesia) dan hal itu mengancam keamanan dan kedaulatan kedua negara, meskipun dengan cara yang berbeda. Dengan proses globalisasi yang kian meningkatan saling ketergantungan sehingga juga meningkatkan kepentingan untuk mencari solusi regional dan global yang kooperatif dan konsultatif. Beliau memberi contoh berbagai hukum internasional yang tersentuh oleh kegiatan penyelundupan manusia, belum menghitung empat jenis hukum Indonesia yang dilanggar setiap kali sebuah perahu dengan imigran gelap berangkat dari Indonesia yaitu imigrasi, bea cukai, karantina dan keamanan transportasi sehingga tidak menghormati kedaulatan hukum Indonesia.

06 Lecture Night Prof Martin 2014

Profesor Tsamenyi menantang semua pihak, Australia, Indonesia dan negara-negara lain untuk berkonsentrasi pada kesamaan (dan bukan perbedaan) dari setiap tantangan maritim dan untuk “berjalan di setiap sepatu orang lain” untuk dapat lebih menghargai setiap pandangan orang lain, sehingga memungkinkan adanya pengembangan alternatif untuk solusi dari masalah di masa depan. 

Beliau sangat senang dapat berbicara dihadapan para tamu “ahli bidang maritim” yang memiliki pengetahuan dan latar belakang yang diperlukan dan dapat menyaring perspektif yang tepat dari masalah keamanan maritim dan berkonsentrasi pada “materi yang ada” daripada berfokus pada argumen emosional dan melakukan sedikit inisiatif untuk kemajuan kepentingan semua. 

07 Lecture Night Prof Martin 2014