BATAM – Menkopolhukam, Djoko Suyanto secara resmi membuka Latihan Multilateral Maratim yang pertama bagi Indonesia, Multinational Navel Exercise Komodo (MNEK) di Batam, 29 Maret 2014. Latihan perdana Komodo, dengan tema “Kerjasama untuk Menjaga Stabilitas Kawasan” berfokus pada Bantuan Kemanusiaan dan Penanggulangan Bencana (HADR) untuk meningkatkan interoperabilitas dan profesionalisme, serta meningkatkan penyebaran informasi, kesiapan, kerjasama dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kemampuan negara-negara yang turut berpartisipasi dalam latgab tersebut. Latgab Komodo 2014 ini diselenggarakan di daerah maritim Pulau Natuna dan Pulau Anambas selama 29 Maret – 3 April 2014. | |
Setelah pidato Menkopolhukam, Laksma TNI Amrullah Octavian, Danguspurlabar, menegaskan latihan yang dilaksanakan selama 5 hari akan terdiri dari dua tahap yaitu tahap pelabuhan dan tahap laut. Pada tahap pelabuhan staf TNI-AL, bersama dengan negara-negara yang berpartisipasi, melakukan kegiatan “Civil Aid to the Community” dan “Medical Aid to the Community” termasuk pembangunan jalan, rumah sakit dan sekolah, serta penyediaan bantuan medis dan pembangunan fasilitas air dan sanitasi. | |
Australia adalah salah satu dari delapan belas negara, diantara Cina, Rusia dan Amerika Serikat yang turut berpartisipasi dalam Latgab Komodo. Tiga belas negara mengirimkan kapal danlimanegara mengirimkan pesawat untuk turut terlibat dalam latihan ini. Sementara, Australia mengirimkan Kapal Patroli Kelas Armidale (ACPB) HMAS LAUNCESTON yang berada dibawah komando Komandan Mayor Tony Ryder. Mayor Ryder mengatakan ia dan awaknya sangat bangga dan senang untuk dapat mewakili Australia pada kegiatan penting bagi Indonesia dan kawasan sekitarnya. Mereka berharap untuk dapat berinteraksi secara profesional dengan rekan-rekan TNI-AL serta peserta Angkatan Laut lainnya. | |
Laksma Peter Scott, memimpin delegasi Australia – termasuk tim atase Australia Brigjen John Gould, Kolonel Katja Bizilj dan Pelda Brendon Roberts -- mewakili Kasal Australia, Laksdya Ray Griggs, pada acara pembukaan di Batam, 28-29 Maret. | |
Pada pidatonya, Laksamana TNI Marsetio mengingatkan para tamu bahwa Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia – dan menindaklanjuti pada perjanjian untuk pembentukan Komunitas Asia pada tahun 2015 – harus menunjukkan peran dan kepemimpinannya dalam mengidentifikasi solusi untuk masalah-masalah regional melalui kegiatan diplomatik dan kegiatan nyata lainnya (seperti Latgab Komodo) untuk mendukung kawasan Asia Pasifik yang stabil dan damai. | |
Laksamana TNI Marsetio mengatakan Latgab Komodo merupakan implementasi nyata dari kebijakan luar negeri Indonesia untuk membangun pendekatan dengan negara-negara regional dan mencatat adanya manfaat bagi kepentingan nasional setiap negara yang berpartisipasi (tidak hanya Indonesia) dalam pelatihan yang dilibatkan dalam Latgab Komodo. | |
Laksda TNI Didik Herdiawan, Asisten Staf Perwira Operasi, memperkuat komentar Laksamana Marsetio pada kata sambutannya untuk Latgab Komodo “Sailing Directions”. Beliau mengatakan ketidakpastian lingkungan strategis regional dan global yang terjadi saat ini dan dinamika dan ketidakstabilan politik internasional, menekankan perlunya negara-negara untuk meningkatkan kerjasama meskipun konflik tersebut hadir karena kepentingan nasional suatu negara. Tumbuhnya saling ketergantungan terus berkembang walau terjadi peningkatan dalam kompetisi untuk mendapatkan sumber daya alam yang langka. | |
Australia dan Indonesia, bersama dengan negara tetangga, tetap berkomitmen untuk lingkungan regional dan maritim yang aman. Kerjasama multilateral seperti Latihan Gabungan Komodo menggarisbawahi bahwa keamanan maritim adalah masalah regional, terbaik jika ditangani melalui kegiatan regional. Ke depan, Latgab Komodo tersebut dihendaki untuk diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Info lebih lanjut terdapatkan di www.komodoexercise.com |