| JAKARTA – Taruna Stephanie Baulch dan Taruna Stephen Shepherd adalah siswa tahun ketiga di Akademi Pertahanan Australia (ADFA) yang mengikuti pelatihan Bahasa di Pusdiklat Bahasa Badiklat Kemhan (Pusbasa) selama lima bulan, terhitung dari Januari hingga Juni 2014. Pelatihan Bahasa tersebut adalah tawaran kedua dari TNI-AL untuk Angkatan Laut Australia (RAN) – di mana yang pertama dilaksanakan pada tahun 2013 – dan terus mendapatkan dukungan yang kuat dari kedua Kepala Angkatan Laut. Dukungan ini mencerminkan pentingnya hubungan bilateral Angkatan Laut Indonesia-Australia yang terus berkembang dan semakin erat. |
Jumlah siswa yang terbatas dalam kelas Pusbasa di mana hanya terdapat empat siswa saja (termasuk kedua taruna tersebut dan dua siswa lainnya asal Filipina dan Thailand) – memungkinkan setiap siswa untuk mendapatkan perhatian yang lebih terfokus dari guru Pusbasa. Mengingat pelatihan Bahasa adalah tujuan utama dari penempatan mereka, ukuran kelas yang kecil memberikan kontribusi besar terhadap pencapain tertinggi untuk kemampuan Bahasa kedua taruna; Baulch dan Shepherd, selama mereka tinggal di Indonesia.
| |
Masa pendidikan mereka di Indonesia memberikan kesempatan bagi kedua taruna tersebut untuk bertemu dengan siswa TNI dari ketiga Angkatan, dari pangkat Prajurit Dua hingga Marsekal Pertama yang sedang menjalankan pendidikan Bahasa Arab, Perancis, Jerman, Korea, Rusia dan Inggris baik untuk persiapan studi lanjutan di luar negeri atau untuk pelatihan penugasan sebagai peran perdamaian multi-nasional. Interaksi ini memberikan kesempatan yang sangat baik untuk membentuk persahabatan serta mendalami kemampuan Bahasa, dengan cara melatih Bahasa Indonesia mereka dalam percakapan sehari-hari dengan siswa lain di Pusbasa.
| |
Pada bulan Juni, mereka bertemu dengan kadet militer Amerika Serikat yang sedang melakukan kunjungan budaya keIndonesiaselama tiga minggu dan sempat mendiskusikan tentang pendapat mereka mengenai penempatan masing-masing.
Selama penempatannya di Indonesia, taruna Baulch dan Shepherd turut terlibat dalam pelaksanaan Jakarta International Defence Dialogue (JIDD) pada bulan Maret yang dihadiri oleh Laksdya Ray Griggs, Kepala Angkatan Laut Australia (CN). Kedua taruna tersebut bertemu dengan CN dan memberikan tanggapan yang positif dari berbagai aspek nilai tentang pelatihan mereka di Indonesia. Selain JIDD, mereka mendapatkan kesempatan untuk menghadiri beberapa acara Malam Ceramah IKAHAN. Acara IKAHAN memberikan presentasi penting yang membahas hubungan saat ini dalam konteks pertahanan bilateral Indonesia-Australia. Pada acara tersebut, kedua taruna mendapatkan kesempatan untuk dapat meningkatkan dan memperkuat persahabatan mereka bersama anggota TNI-AL yang turut hadir. Kini, kedua taruna, Stephanie Baulch dan Stephen Shepherd telah menjadi anggota IKAHAN.
| |
Bahasa merupakan satu bagian menuju pemahaman yang lebih besar dan kesadaran akan suatu negara. Studi sejarah, budaya, adat dan tradisi serta pembentukan persabatan dan hubungan profesional adalah sama pentingnya.
Terdapat banyak kesempatan untuk dapat terlibat beragam budaya dari negeri megah seperti Indonesia. Baik saat terlibat dalam kurikulum Pusbasa serta saat melakukan kegiatan yang telah diatur secara pribadi. Pusbasa memberikan kesempatan kedua taruna untuk berkunjung ke sejumlah lokasi budaya seperti Museum Lubang Buaya,Taman Mini Indonesia Indah dan Museum Purna Bhakti Pertiwi. Pada saat kosong, kedua taruan muda ini mengambil peluang untuk menjelajahi Jakarta dan pulau – pulau lain seperti berkunjung ke Pantai Carita, Gunung Karatau, Kota Surabaya, Malang, Bandung, Yogyakarta untuk menyaksikan kemegahan Candi Borobudur, Bali dan menikmati indahnya Kepulauan Lombok dan Gili.
| |
Lima bulan mengikuti pendidikan di Pusbasa merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi kedua taruna tersebut. Tidak hanya dalam hal peningkatan kemampuan Bahasa Indonesia, tetapi juga dapat mengembangkan pemahaman budaya dan kesadaran tentang negara tetangga terdekat Australia. Kedua taruna muda ini mengatakan bahwa telah banyak persahabatan dan hubungan profesional yang terjalin dan terbentuk selama lima bulan di Jakarta – yang diharapkan dapat membantu kedua negara secara baik di tahun-tahun mendatang – dan juga telah memberikan kontribusi besar untuk memulai karir Angkatan Laut mereka dan menanamkan harapan untuk kembali ke Indonesia jika terdapat kesempatan untuk penugasan atau pertukaran staf di masa depan.
|